Agama Baha’i
MakalahinidibuatuntukmemenuhisalahsatutugasMata Kuliah
Agama-agama Minor
DosenPembimbing:
Hj.Siti Nadroh M.ag
Oleh
:
ItaSitiNurhalimah
1110032100012
JURUSAN
PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS
USHULUDDIN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
Pendahuluan
“Tujuan dasar yang
menjiwai
Keyakinan dan
Agama Tuhan ialah
untuk melindungi
kepentingan-kepentingan
umat manusia dan
memajukan kesatuan
umat manusia,
serta untuk
memupuk
semangat cinta
kasih dan persahabatan
di antara manusia”
Pengertian
Bahá’í adalah agama yang independen dan
bersifat universal, bukan sekte dari agama lain.Pesuruh Tuhan dari agama Bahá’í
adalahBahá’u’lláh, yang mengumumkan bahwa tujuan agama-Nya adalah untuk
mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan memperbarui
lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keesaan Tuhan,kesatuan
agama, dan persatuan seluruh umat manusia.
Umat
Bahá’í berkeyakinan bahwa agama harus menjadi sumber perdamaian dan
keselarasan, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun dunia. Umat Bahá’í
telah dikenal sebagai sahabat bagi para penganut semua agama, karena
melaksanakan keyakinan ini secara aktif.
Sejarah
Sekte islam syiah terutama di persia selalu mengajarkan
12 orang keturunan Ali yang sah.12 orang tersebutlah yang menunjukan pintu
gerbang kepada pengikutnya untuk memperoleh jalan menuju kebenaran agama.imam
yang ke 12 hilang pada abad ke 19 dan kaum syiah selalu percaya bahwa suatu
saat nanti dia akan muncul kembali sebagai mahdi.[1]
Ø Bahaullah sebagai pendiri
Sayyid Ali muhamad yang lebih dikenal dengan gelarnya bab
dilahirkan pada tanggal 20 oktober 1819 di Shiraz Iran,bab berasal dari
keluarga terkemuka dan mulia merupakan keturunan nabi Muhamad.ayahnya meninggal
ketika bab masih kecil dan bab diasuh dan di besarkan oleh pamanya.ketika
sekolah ia memiliki kemampuan yang luar biasa dan akhirnya ia keluar dari
sekolah dan ketika dewasa ia bekerja bersama pamanya sebagai pedagang di
Bushihr sebuah kota di barat daya kota shiraz,pada saat itulah bab menikah dan
mempunyai anak yang bernama Ahmad dan meninggal ketika masih bayi pada tahun
sebelum bab mengumumkan dirinya sebagai qaim yang dijanjikan.
Sekitar tahun 1840 bab tinggal selama setahun di kota
kota suci syiah di irak tempat dia menjalin kontak langsung dengan Sayyid khazim Rasytipemimpin madzhab
syaikiyah semi ortodoks yang menekan gagasan esoteris.
Setelah wafatnya Sayyid Khazim pada awal tahun 1844
seorang muridnya yang terkemuka yang bernama Mulla Husayn pergi ke sebuah
masjid dan bermeditasi selama 40 hari.mulla Husayn terus kesana kemari mencari qaim yang telah dijanjikan itu dan
akhirnya ia ketemu dengan bab dan setelah berbincang bincang lalu bab
menunjukan bukti bukti yang jelas bahwa beliaulah qaim yang di janjikan,ia menulis
dengan sangat cepat bagian pertama dari
tafsirnya al-qur’an surat yusuf kemudian ia menyampaikan kata-kata berikut
kepada mulla Husayn:[2]
“wahai
engkau yang pertama beriman kepadaku sesungguhnya aku katakan,akulah bab pintu
tuhan dan engkaulah babul bab pintu dari segala pintu itu.
Pada
tahun 1844 seorang muslim syiah bernama Mirza ali Muhamad menyatakan dirinya
sebagai imam yang ke 12yang dijanjikan.ia menyebut dirinya dengan nama bab
al-din(pintu agama)dan memberi dukungan yang luas pada perbaikan sosial seperti
peningkatan status wanita.bab al-din mengumpulkan muridnya dan membentuk
kelompok yang disebut babis.kelompok ini tidak bertahan lama karena berhasil di
hancurkan melalui kekuatan agama dan politik bangsa persia.pada tahun 1850 bab
al din dihukum mati di depan khalyak ramai,sedangkan muridnya ada yang di
penjara atau di hukum mati.sebelum mati beliau menjanjikan bakal ada seseorang
yang membawa agama universal.jasad bab diselamatkan oleh para pengikutnya dan
diawetkan.akhirnya jasad bab dipindahkan ke haifa di palestina tempat ia di
kuburkan.
Salah
satu murid bab yang dipenjara Mirza Husein ali adalah seorang anak dari
keluarga terkemuka di persia,keluarga mirza tidak di hukum mati bersama bab
tetapi di penjara di teheran.pada tahun 1852 para pengikut bab yang lain
merencanakan pembunuhan terhadap syakh iran yang menyebabkan terjadinya
penganiyayan terhadap kelompok ini,mirza ali di asingkan ke bagdad selama 10
tahun.selama dalam perasingan mirza ali menampakan dirinya sebagai seorang yang
diramalkan bab al din.
Ketika
diasingkan dari bagdad ke konstantinovel pada malam keberangkatanya dia
menyatakan kepada para pengikutnya sebagai orang yang di janjikan bab al
din.pernyataan ini terjadi di Ridwan dekat baghdad dan sekarang ini setiap
tahun diperingati oleh kaum baha’i dengan suatu pesta.mirza menyebut dirinya
bahaullah(keagungan Allah) dan para pengikut bab al din yang menerima dan
mengikuti ajaranya disebut sebagai kaum baha’i.
Pada
tahun-tahun perkembanganya bahaullah dan pengikutnya di usir dari satu kota ke
kota lainya di wilayah timur tengah.dari konstantinopel mereka pergi ke
andrianople.akhirnya mereka diasingkan dan di penjarakan di turki di kota acca
palestina.orang yang pertama kali dipenjarakan adalah Bahaullah kemudian di
ikuti oleh sekitar 80 pengikutnya yang di penjarakan selama 2 tahun di barat
militer.pada saat penjara mereka hidup menderita dan sengsara karena lapar dan
sakit.selain itu mereka dipindahkan ke tempat lain yang sedikit lebih
menyenangkan.bahaullah dibebaskan namun ia menjalani sisa hidupnya sebagai orang
tahanan pemerintahan turki di acca.sekalipun ditahan selama beberapa tahun di
acca dia menyebarkan ajaran-ajaranya tentang persatuan dan perdamaian dunia[3].
Pada
saat itu ia telah menulis beberapa buku dan tulisan-tulisan lainaya.salah satu
tulisan tersebut yang berisi tentang tujuan dan misinya dikirimkan pada paus
dan beberapa kepala negara dunia serta meminta bantuan mereka dalam
meningkatkan perdamaian dunia,dia menulis beberapa buku diantaranya kitabi
aqdas,kitabi iqan,dan the hidden words.dia meninggal di acca pada tahun 1892
pada usia 75 tahun.
Kepemimpinan
gerakan baha’i di lanjutkan oleh anaknya,Abbas Effendi yang dikenal dengan
abdul baha.abdul baha melanjutkan program pengjaran ayahnya pada tahun 1908 dia
di bebaskan oleh pemerintah turki.sisa hidupnya ia gunakan untuk melakukan
perjalan jauh sampai ke negri eropa dan amerika utara guna menyebarkan
doktrin-doktrin baha’i dan mendirikan beberapa perkumpulan baha,i di berbagai
daerah.pada tahun 1920 kerajaan inggris menganugrahkan gelar kebangsawanan
kepadanya.
Pada
tahun 1021 kepemimpinan gerakan Baha’i di lanjutkan oleh cucu lelakinya,shogi
Effendi yang melanjutkan usaha pendirian lokal dan nasional di banyak negara
hingga wafatnya pada tahun 1957.setelah itu,pemimpin baha’i bukan lagi berdasarkan
keturunan Bahaullah tetapi oleh seorang yang dipilih dari berbagai perkumpulan
baha’i di seluruh dunia.
Pemikiran Bahaullah
Bahaullah adalahseorangtokoh yang
mengibarkanpanjiperdamaiandanpersaudaraansedunia.BahaullahadalahperwujudanTuhan
yang kedatanganyatelahdiramalkanolehsemuaperwujudanTuhan yang
lampau.Agama-agama Ilahimempunyaitujuan yang samadanmembimbingkearah yang sama[4].
Ø Baha’i pasca Bahaullah
1.
Abdul Baha
Setelah wafatnya Bahaullah agama
bahai mengalami perkembangan yang diteruskan oleh anaknya Abdul baha sehingga
menyebar ke belahan dunia.
Abdul baha adalah anak dari
bahaullah dan Asiyih khanun yang dilahirkan pada 23 mei 1844di kota therran
dengan nama Abbas yang lebih senang di panggil Abdul baha.dalam wasiatnya
bahaullah menunjuk abdul baha sebagai pusat perjanjian dan juru tafsir agama
bahai.hal itu untuk menjamin agar agama bahai tidak mengalami perpecahan.Abdul
baha mengalami pengasingan dan pemenjaran yang panjang bersama ayahnya.setelah
dia di bebaskan akibat dari Revolusi pemuda turki pada tahun 1908.pada tahun
1910-1913 Abdul baha mengadakan perjalanan ke berbagai negara diantaranya
mesir,inggris,scotlandia,prancis,Amerika serikat,jerman,Australia dan
hungaria.dimana dia mengumkan prinsip-prinsip agama bahai.Abdul baha juga mengirikan
ribuan surat ke masyarakat bahai di iran.pada tanggal 28 November Abdul baha
meninggal di haifa dan dikuburkan di salah satu ruang dari makam bab.
Pemikiran Abdul
Baha
Abdul Bahaadalah orang yang
gemarmenyebarkanajaranAgamanyakeberbagai Negara sehinggapadapesanterakhirnyaAdalahmenyuruhparapenerusnyauntukmelakukanpenyebaran
Agama keberbagaipelosok.
2.
Balai keadilan Sedunia
Dalam wasiatnya Abdul baha menunjuk cucunya Shogi effendi
ditunjuk sebagai wali dalam agama bahai dan selama hidupnya shogi effendi
menterjemahkan banyak tulisan Bahaullah dari Abdul baha kedalam bahasa inggris
dan menjelaskan makna dari tulisan-tulisan suci.[5]
Menurut kitab Aqdas urusan bahai setempat dan nasional
harus ditangani oleh badan-badan musyawarah yang sekarang dinamakan majlis
rohani pada tingkat internasional kitab i Aqdas menetapkan sebuah lembaga yang
dinamakan balai keadilan sedunia yang didirikan pada tahun 1963 dengan markas
besarnya di Haifa dan israel.antara tahun 1921 dan 1963 didirikanlah badan
internasional dibawah bimbingan Shogi effendi.biro intenasional yang berbasis
di jenewa dari tahun 1925 hingga 1957 dan dewan bahai internasional dengan
delapan anggota yang diangkat oleh shogi effendi pada 1950.pendirian dua badan
tersebut sebagai perintis jalan bagi pendirian balai keadilan sedunia.periode
dan pemilihan pengurus bagi balai keadilan dunia setiap lima tahun dan untuk
semua majlis rohani nasional dan majlis rohani lokal dipilih setiap dua tahun
sekali dan pemilihanya berlangsung pada hari ridvan[6].
PemikiranShogi Effendi
Untukmelindungi Agama Shogi Effendi mengangkat orang-orang
tertentusebagaiTangan Agama
Tuhan.sebelummeninggalbeliaumelengkapipekerjaanyadenganmengangkat 27 orang
lagisebagaitangan Agama Tuhan yang disebutparapembantuutama.jumlahsemuaTangan
Agama Tuhanadalah 43 orang[7]
Perkembangan Agama Baha’I
Penganutfaham in mencapai 5
jutajiwa.Mayoritastersebar di Irak, Suriah, Lebanon, Dan
Palestina.PusatalitanBahaiyah di Timur Tengah terltak di kota Haifa, Palestina
(baca: Israel). Baha’iyahberkembang di EropadanAmerikaberpusat di Chicago.Agama
inidinilai Abu Zahrahsebagiajaran yang
diada-adakanbelaka.MerekamenggunakantopengTaqiyah,
yaitucaramengelabuimanusiadenganmenyembunyikandogmanya, padahal yang
terselubung di dalamhatinyaadalahusahauntukmendangkalkanaqidah Islam
danmenghancurkanajaran-ajarannyadanmenjauhkandaripemeluknya.
Berdasarkan The World Almanac
and Book of Facts 2004, kebanyakanpenganut Baha’i hidup di Asia (3,6juta),
Afrika (1,8 juta), danAmerika Latin (900.000). Menurutbeberapaperkiraan, masyarakat
Baha’i yang terbesar di duniaadalah India, dengan 2,2 juta orang Baha’i,
kemudian Iran, dengan 350.000, danAmerikaSerikat, dengan 150.000.
Selainnegara-negaraitu, jumlahpenganutsangatberbeda-beda.Padasaatini,
belumadanegara yang mayoritasnyaberagama Baha’i. Guyana
adalahnegaradenganpersentasependuduk yang beragama Baha’i yang paling besar
(7,0%).
Dari
beberapakeyakinandantatacaraibadat,
keyakinanmerekabersumberdaripemikiranSyiahImamiyyah, Syikhiyyah, Masoniyyah,
danYahudiInternasional. Menurut Prof. Dr. M Abu Zahrah (ulamaMesir)
dalambukunyaTarikh Al-Madzaahib Al-Islamiyyah fi As-Siyaasahwal-‘Aqoid,
Baha’i berasaldariSyi’ahItsna ‘Asyariyah. “Yang pasti,” lanjut Abu Zahrah,
“Baha’iyahmempunyaikegiatanpesat di wilayahkaummuslimin di kalamerekadiberikebebasanolehmusuh-musuh
Islam, yaitupenjajah.MakaBaha’iyahsemakinkuatsetelahterjadiperangDunia I
danPerangDunia II.”
·
Ke esaan Tuhan
Bahá’u’lláh mengajarkan bahwa hanya ada satu
Tuhan Yang Maha Agung, yakni Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengirim para Rasul
dan Nabi untuk membimbing manusia. Olehkarenaitu,
semua agama yang bersumberdarisatuTuhanini, haruslahmenunjukkan rasa
salingmenghormati, mencintai, danniatbaikantarasatudengan yang lain.
“Tiada keraguan apa pun bahwa semua manusia di
dunia, dari bangsa atau agama apapun, memperoleh ilham mereka dari satu Sumber
surgawi, dan merupakan hamba dari Satu Tuhan.” — Bahá’u’lláh
Umat
Bahá’í percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta alam semesta dan Dia bersifat
tidak terbatas, tak terhingga dan Maha Kuasa. Tuhan tidak dapat dipahami, dan
manusia tidak bisa sepenuhnya memahami realitas Keilahian-Nya. Oleh karena itu,
Tuhan telah memilih untuk membuat Diri-Nya dikenal manusia melalui para Rasul
dan Nabi, seperti Ibrahim, Musa, Krishna, Zoroaster, Budha, Isa, Muhammad, dan
Bahá’u’lláh. Para Rasul dan Nabi yang suci itu bagaikan cermin yang memantulkan
sifat-sifat dan kesempurnaan Tuhan. Mereka merupakan saluran suci untuk
menyalurkan kehendak Tuhan bagi umat manusia melalui Wahyu Ilahi, yang terdapat
dalam Kitab-kitab Suci berbagai agama di dunia. Wahyu Ilahi adalah “Sabda
Tuhan” yang dapat membuka potensi rohani setiap individu serta membantu umat
manusia berkembang terus-menerus menuju potensinya yang tertinggi.
·
Kitab Suci
Kitab
Suci yang terdapat dalam Agama Bahai yaitu Al-bayan(berisi hukum-hukum yang
menghidupkan makna yang belum terungkap sebelumnya dan mayoritas menggambarkan
akan kedatangan Bahaullah,sembilan belas harian kalender bahai.Al-Aqdas(berisi
hukum-hukum ajaran bahaullah berupa pernikahan,warisan,sembahyang dan yang
lainya)Iqan(berisi untuk memberikan kepercayaan atau keyakinan kepada umat
bab)kalimat tersembunyi(berisi Nasihat-nasihat manusia untuk hidup)
·
Sembahyang
Dalam
Agama bahai sembahyang ada tiga macam yaitu:
Ø Sembahyang
panjang dilaksanakan 1x dalam 24 jam
Ø Sembahyang
menengah dilaksanakan 3xsehari yaitu pagi,tengah hari dan petang
Ø Sembahyang
pendek dilaksanakan 1x dalam 24 jam pada tengah hari
Setiap orang bebas memilih salah satu dari tiga
macam sembahyang tersebut tetapi ia wajib melaksanakan salah satunya.sebelum
sembahyang ia wajib wudhu dulu(membasuh tangan dan muka)dan ketika sembahyang
menghadap kiblat.
·
Percaya kepada para Rasul sebagai utusan Tuhan
Agama
Bahai percaya kepada para rasul yang telah diturunkan oleh Tuhan kedunia untuk
membimbing manusia kejalan yang benar dan lurus.seperti
ibrahim,musa,krisnha,musa,isa,muhamad dan Bahaullah.disetiap masa Rosul akan
mengirimkan rasul karena manusia selalu membutuhkan pembimbing untuk
mengarahkan manusia.ajaran dan hukum yang dibawa para rosul untuk manusia tidak
berlaku selamanya karena kondisi di dunia selalu berubah[8].
·
Keselarasan dan Toleransi antar Umat Beragama
Umat
Bahá’í percaya bahwa tujuan agama adalah mewujudkan persatuan dan kebahagiaan
bagi seluruh umat manusia. Saling menghormati dan mencintai serta kerja sama di
antara pemeluk agama yang berbeda akan membantu terwujudnya masyarakat yang
damai. Karena itu, umat Bahá’í aktif berperan di berbagai usaha serta
proyek-proyek yang memajukan persatuan agama dan yang meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman terhadap agama-agama lain. Umat Bahá’í menghormati keanekaragaman
dalam melakukan ibadah keagamaan.
penuh semangat
untuk mengabdi kepada rakyat banyak, melupakan manfaat duniawi bagi dirinya
sendiri, dan bekerja hanya demi kebaikan umum.”-----‘Abdu’l-Baha
·
Kesatuan Dalam
Keanekaragaman
Salah
satu ciri khas masyarakat Bahá’í di seluruh dunia adalah keanekaragaman
anggotanya. Agama Bahá’í merangkul orang-orang yang berasal dari ratusan ras,
suku, dan bangsa, bermacam-macam profesi, serta berbagai golongan sosial
ekonomi----semuanya bersatu demi mengabdi pada kemanusiaan. Dalam masyarakat
Bahá’í keanekaragaman dihormati dan dihargai; dan pengalaman persatuan ini
menunjukkan bahwa umat manusia, dengan segala keanekaragamannya, dapat hidup
bersatu dengan penuh kedamaian dan cinta.
“Orang-orang
yang dianugerahi dengan keikhlasan dan iman
seharusnyabergaul dengan semua kaum dan bangsa di dunia dengan perasaan
gembira dan hati yang cemerlang, oleh karena bergaul dengan semua orang telah
memajukan dan akan terus memajukan persatuan dan kerukunan, yang pada
gilirannya akan membantu memelihara ketentraman di dunia serta memperbarui
bangsa-bangsa.”-----Bahá’u’lláh
“Engkau
adalah buah-buah dari satu pohon, dan daun-daun dari satu dahan. Bergaullah
engkau satu sama lain dengan penuh cinta dan keselarasan , dengan persahabatan
dan persaudaraan. Sedemikian kuat cahaya persatuan itu sehingga dapat menerangi
seluruh dunia.” Bahá’u’lláh
“Keanekaragaman
umat manusia seharusnya menjadi penyebab cinta dan keselarasan, seperti halnya
dalam musik di mana banyak nada yang berbeda-beda dipadukan dalam sebuah paduan
nada yang sempurna. Jika engkau bertemu dengan orang-orang dari ras atau warna
kulit yang berbeda denganmu, janganlah mencurigai mereka dan menarik dirimu ke
dalam cangkang adatmu, tetapi sebaliknya bergembiralah dan perlihatkanlah
keramahan terhadap mereka. Anggaplah mereka sebagai bunga-bunga mawar yang
berwarna-warni, yang tumbuh di kebun indah kemanusiaan, dan bergembiralah
karena engkau berada bersama mereka.
Demikian
juga, jika engkau bertemu dengan orang-orang yang mempunyai pendapat-pendapat
yang berbeda dengan pendapatmu, janganlah berpaling dari mereka. Semua mencari
kebenaran, dan ada banyak jalan yang menuju ke sana. Kebenaran memiliki banyak
aspek, tetapi kebenaran selalu tetap satu.”-------‘Abdu’l-Baha
·
Kesatuan Umat Manusia
Agama
Bahá’í mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan, dan mereka
harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan menghormati.
Bahá’u’lláh mencela prasangka ras dan kesukuan, serta mengajarkan bahwa semua
orang adalah anggota dari satu keluarga manusia, yang justru diperkaya dengan
keanekaragamannya.
·
Sifat Roh dan Kehidupan Sesudah Mati
Umat Bahá’í percaya tentang adanya roh yang
kekal yang ada pada setiap manusia walaupun kita tidak sepenuhnya mampu
memahami sifat roh itu. Bahá’u’lláh bersabda:
“Engkau telah menanyakan kepada-Ku mengenai hakikat roh.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya roh adalah sebuah tanda Tuhan, sebuah permata
surgawi yang kenyataannya telah gagal dipahami oleh orang-orang yang paling
terpelajar, dan tidak ada akal, betapa pun tajamnya, yang dapat berharap untuk
membuka rahasianya.”
Dalam kehidupan yang fana ini, roh seseorang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan hubungan rohaninya dengan Tuhan. Hubungan
ini dapat dipelihara dengan jalan mengenal Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya yang
diwahyukan oleh para Rasul dan Nabi-Nya, seperti cinta pada Tuhan, doa,
meditasi, puasa, disiplin moral, kebajikan-kebajikan Ilahi, menjalankan
hukum-hukum agama, dan pengabdian kepada umat manusia. Semua itu memungkinkan
manusia untuk mengembangkan sifat-sifat rohaninya, yang merupakan pondasi bagi
kebahagiaan manusia serta kemajuan sosial, dan juga untuk menyiapkan rohnya
untuk kehidupan sesudah mati[9].
Agama Bahá’í mengajarkan bahwa realitas rohani
setiap manusia, yaitu roh, adalah abadi. Pada saat kematian, roh manusia akan
melanjutkan perjalanannya dalam alam rohani. Orang-orang yang telah menaati
ajaran-ajaran para Rasul dan telah mengembangkan kapasitas rohani mereka, kelak
sesudah mati, akan mendapatkan keuntungan atas perbuatan-perbuatan mereka.
Bahá’u’lláh bersabda:
“Ketahuilah olehmu bahwa roh, setelah berpisah dari
tubuhnya, akan terus maju hingga mencapai hadirat Tuhan ... Roh itu akan ada
selama berlangsungnya kerajaan Tuhan, kedaulatan-Nya, kekuasaan dan
kekuatan-Nya. Ia akan memperlihatkan tanda-tanda Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan
akan mewujudkan kasih sayang dan kedermawanan-Nya. Gerakan pena-Ku terhenti
tatkala ia berupaya untuk menggambarkan dengan patut keluhuran dan
kemuliaan kedudukan yang maha tinggi itu… Diberkatilah
roh yang pada saat berpisah dari tubuhnya, disucikan dari segala khayalan
sia-sia semua kaum di dunia. Roh semacam itu hidup dan bergerak sesuai dengan
Kehendak Penciptanya, dan memasuki Surga Yang Maha Tinggi. Bidadari-bidadari
Firdaus, para Penghuni Surga Terluhur, akan berkeliling di sekitarnya, dan
Nabi-nabi Tuhan serta orang-orang pilihan-Nya, akan bergaul dengannya. Roh itu
akan dengan bebas bercakap-cakap dengan mereka, dan akan menceritakan kepada
mereka apa yang telah dialaminya di jalan Tuhan, Tuhan sekalian alam … Para
Nabi dan Rasul Tuhan telah diutus hanya dengan tujuan membimbing umat manusia
ke jalan lurus kebenaran. Maksud yang mendasari wahyu semua Nabi dan Rasul itu
adalah untuk mendidik semua manusia, agar pada saat kematiannya manusia dapat
naik dalam keadaan yang paling suci dan murni serta lepas dari segala-galanya,
ke hadapan takhta Yang Maha Tinggi ... ”[10]
“Alam baka berbeda dengan alam in,i seperti halnya alam
ini berbeda dengan alam janin yang masih berada dalam kandungan ibunya. Ketika
roh mencapai Hadirat Tuhan, ia akan mendapatkan wujud yang paling cocok dengan
keabadiannya dan yang pantas bagi kediaman surgawinya.”
·
Budi Pekerti yang Luhur
Umat Bahá’í percaya bahwa manusia harus
berupaya memperoleh sifat-sifat mulia serta bertingkahlaku sesuai dengan
standar moral yang tinggi. Salah satu tujuan dasar kehidupan Bahá’í adalah
mengembangkan dan memperoleh sifat-sifat mulia seperti kebaikan hati,
kedermawanan, toleransi, belas kasihan, sifat dapat dipercaya, niat yang murni,
dan semangat pengabdian. Umat Bahá’í dilarang bergunjing, berbohong, mencuri,
dan berjudi. Kebajikan-kebajikan tersebut diajarkan kepada anak-anak sejak usia
dini, sehingga menjadi bagian utama dari akhlak mereka dan mengarahkan mereka
kepada Tuhan, sehingga dengan demikian mereka akan lebih mampu mengabdi pada
umat manusia[11].
“Maksud Tuhan Yang Maha Esa dalam menyatakan Dirinya
adalah untuk memanggil seluruh umat manusia kepada kejujuran dan ketulusan,
kepada kesalehan dan sifat dapat dipercaya, kepada ketawakalan serta ketaatan
pada Kehendak Tuhan, kepada ketabahan dan kebaikan hati, kepada keadilan dan
kearifan. Tujuan-Nya adalah untuk membalut setiap manusia dengan pakaian watak
yang suci, serta menghiasinya dengan perhiasan perbuatan-perbuatan yang suci
dan baik.” — Bahá’u’lláh
“Cahaya dari watak yang baik melebihi cahaya dan
kecemerlangan matahari. Barangsiapa mencapai tingkat ini, dianggap sebagai
permata di antara manusia. Kemuliaan dan keluhuran dunia tergantung padanya ...
” — Bahá’u’lláh
“ ... bukankah tujuan setiap Wahyu adalah mewujudkan perubahan
menyeluruh pada karakter manusia, suatu perubahan yang akan terwujudkan baik ke
dalam maupun ke luar, yang akan mempengaruhi kehidupan batinnya maupun kondisi
lahirnya?” — Bahá’u’lláh
“Semua manusia diciptakan untuk memajukan peradaban yang
terus berkembang. Kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan harkat manusia ialah
kesabaran, belas kasihan, kemurahan hati, dan cinta kasih terhadap semua kaum
dan umat di bumi ... ” — Bahá’u’lláh
·
Kemandirian dalam mencari kebenaran
Dalam pencarian kebenaran mesti indevenden,tidak
terkekang oleh sikap takhayul atau tradisi.setiap orang yang ingin jadi
pengikut baha’i harus memiliki keinginan untuk mencari kebenaran Tuhan tanpak
menyandarkan diri kepada para Nabi atau tradisi-tradisi masa lalu.kebebasan
manusia melihat perwujudan tuhan melalui pandangan kesatuan dan memandang semua
urusan dilihat dengan tajam.merupakan salah satu dasar pengajaran baha’i.
Persamaan kaum
wanita dan pria
Baha’i barangkali hanya satu satunya
agama di dunia yang sejak semula menegaskan tentang kesamaan wanita dan pria.
Kemanusiaan seperti seekor burung
dengan dua sayapnya.sayap yang satu adalah jantan dan yang lainya adalah
betina.jika kedua sayap tersebut tidak kuat dan tidak di dorong oleh kekuatan
yang seimbang burung tersebut tidak bisa terbang.sesuai dengan semangat zaman
ini,kaum wanita harus maju dan memperoleh tugasnya disemua bidang kehidupan
sehingga menjadi sama.
Pendidikanmerupakan kewajiban yang
harus diterapkan.sekalipun bahaullah dan abdul baha tidak pernah memperoleh
kesempatan dalam pendidikan formal keduanya mengajarkan bahwa pendidikan
universal merupakan syarat mutlak bagi perdamain dan stabilitas dunia.
·
Bahasa Universal
Bahasa universal. Menambah
pandangannya tentang pendidikan universal. Baha’i mengajarkan bahasa yang
universal, sebagaimana bahaallah yang pernah menyatakannya, “kami telah
memerintahkan para wakil dewan peradilan, baik yang berasal dari kultur
setempat maupun dari wilayah-wilayah baru, dan dalam kaitannya dengan
sumber-sumber tulisan umum, mengajarkan tulisan-tulisan tersebut kepada
anak-anak di semua sekolah di seluruh dunia, sehingga dunia menjadi satu tanah
dan rumah”. Abdul baha adalah seorang penganjuruntuk menggunakan bahasa
esperanto sebagai bahasa universal.
·
Surga dan Neraka
Ganjaran dan hukuman
sangatlah perlu agar ada tata tertib di dunia.ganjaran dan hukuman adalah
konsekuensi yang wajar bagi perbuatan-perbuatan kita.para perwujudan Tuhan
telah mengajarkan kepada kita mengenai kehidupan setelah mati dalam kiasan
tetapi Bahaullah bersabda bahwa kita sudah siap untuk mengetahui arti
sebenarnya dari surga dan neraka.dua kenyataan penting yang harus kita ingat
adalah:
I.
Jiwa kita kekal dan terus hidup setelah kita mati
II.
Akibat-akibat dari perbuatan kita di dunia akan berlangsung terus
bahkan setelah roh kita meninggalkan badan[13]
·
Perbedaan antara kekayaan dan kemiskinan harus di
hilangkan.
Bahaallah
datang dari kalangan keluarga kaya, tetapi menghabiskan masa hidupnya, lebih
banyak di penjara sehingga dia benar-benar menyadari dan merasakan perbedaan
tersebut.oleh karena itu, ia meyakini bahwa perbedaan tersebut tidak sehatdan
tidak normal danharus dihilangkan. Sekalipun demikian, ia tidak memberikan
rencana terperinci tentang sebagaimana seharusnya mengubah kondisi demikian.
Hanya saja, dia menganjurkan kepada golongan kayadi seluruh dunia untuk
bermurah hati dan menyumbangkan sebagian hartanya kepada orang miskin. Dia pun
menganjurkan kepada semua pemerintahan di seluruh dunia untuk membuat peraturan
atau undang-undang yang menghalangi trjadinya jurang pemisah yang tajam antara
yang miskin dan kaya.
·
Pendidikan
Diwajibkan bagi Setiap Manusia
Bahá’u’lláh
memberi kewajiban kepada orang tua untuk mendidik anak-anak mereka, baik
perempuan maupun laki-laki. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kewajiban ini
karena keadaan ekonominya, masyarakat harus membantu mereka. Di samping
pelajaran keterampilan, keahlian, seni, dan ilmu pengetahuan, perlu
diperhatikan juga pendidikan akhlak dan moral anak-anak. Tanpa pendidikan,
seseorang tidak mungkin mencapai seluruh potensinya atau memberikan kontribusi
positif kepada masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan
haruslah universal dan wajib.
·
Memajukan
Perkembangan Kaum Wanita
Harus
tersedia kesempatan yang sama bagi perkembangan wanita dan pria, terutama
kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Wanita dan pria adalah
bagaikan dua belah sayap dari burung kemanusiaan. Perkembangan seluruh
kemampuan dan potensi masyarakat hanya dapat di wujudkan bila kedua sayapnya
itu sama kuat.
Bahaulahterusmendesakkaum
pria untuk menyadaridan memberikanrumuspenuhdengankesempurnaanlatendalam diri[14]
·
Sembahyang Wajib,
Puasa, dan Doa
Umat
Bahá’í seperti juga umat agama-agama lainnya, diwajibkan untuk bersembahyang
yang dilaksanakan secara individu, serta untuk berpuasa selama periode
tertentu. Selain sembahyang wajib, terdapat pula banyak doa dan Tulisan Suci
lainnya yang dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari. Kewajiban-kewajiban
kerohanian itu membantu orang-orang Bahá’í untuk memenuhi tujuan hidup mereka,
yaitu mengenal dan menyembah Tuhan dan berkembang secara rohani
·
Pembentukan liga bangsa-bangsa
dunia peradilan yangmemutuskan pertentangan dan
perselisihan antara bangsa-bangsa harus dilembagakan. Empat puluh tahun sebelum
terbentuknya bangsa bangsa Bahaullah telah mengusulkan dibentuknya organisasi
ini dari sel penjaranya di Acca namun ketika liga bangsa bangsa di bentuk setelah
perang dunia ke 1 Abdul baha menganggapnya terlalu lemah untuk efektif.
Akhirnya semua
puncak dari ajarah Baha’i adalah membangun perdamaian yang permanen dan
universal dan menjadi cita-cita utama seluruh umat manusia.
Berbeda dengan islam
dan agama-agama barat lainya baha’i meyakini bahwa neraka dan surga bukanlah
tempat.akan tetapi kondisi dari jiwa yang tiada lain adalah realitas
manusia.sifatnya abadi dan terus sesuai dengan keinginan tuhanmaka itulah
surga.sebaliknya jika jiwa manusia adalah tuhan maka itulah neraka.dengan
demikian penggambaran surga pada agama lain hanya simbol bukan yang sebenarnya.
Ketika Baha’i
berbicara tentang persatuan umat yang dimaksud bukan hanya kesatuan dalam hidup
ini saja melainkan kehidupan dan mati sekaligus.dengan demikian hidup dan mati
itu saling berkaitan erat.Abdul Baha meyakini bahwa pandangan ini dihubungkan
dengan kekuatan istimewa para nabi dan orang orang suci yang melihat ke dunia
lain melambangkan adanya saling keterkaitan.
Berdasarkan
kepercayan Baha’i tentang kesatuan mutlak Tuhan maka dalam segala hal tidak
boleh ada kejahatan,jika Tuhan itu ada dan sama tidak ada tokoh setan di alam
semesta.sebagaimana kegelapan hanyalah tidak ada cahaya.dengan demikian
munculnya kejahatan hanyalah keadan yang baik menurut abdul baha.
“Dalam Dunia
tidak ada kejahatan semua adalah baik,sifat dan bakat manusia tertentu yang
nampaknya jelek pada kenyatan tidak demikian.
·
Kesetiaan kepada Pemerintah
Kesetiaan
kepada pemerintah adalah sebagian karakter yang harus kita bangun diantara
kita.perbuatan hianat apapun adalah dosa[15].
·
Narkotika dan minuman beralkohol dilarang
Minuman
yang mengandung Alkohol meracuni akal sedemikian rupa sehingga ketika seseorang
sedang mabuk ia lupa akan kedudukanya sebagai manusia dan jatuh ketingkat
binatang.oleh karena itu Bahaullah melarang kita minum minuman beralkohol.
Rumah
Ibadah Agama Baha’i
Rumah
ibadah Bahá’í dibangun dengan dana yang berasal dari sumbangan orang-orang
Bahá’í dari seluruh dunia. Rumah Ibadah ini dipersembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan dikenal dengan nama *Mashriqu’l-Adhkár, yang secara harfiah
berarti “tempat terbit pujian kepada Tuhan.” Rumah ibadah Bahá’í terbuka
bagi penganut dari semua agama.
Rumah
ibadah tersebut merupakan tempat untuk berdoa dan bermeditasi bagi individu dan
masyarakat. Saat ini, rumah ibadah Bahá’í sudah ada di setiap benua di dunia:
di New Delhi, India; di Apia, Samoa Barat; di Kampala, Uganda; di Sidney,
Australia; di Panama City, Panama; di Wilmette, Illinois, Amerika Serikat; dan di
Frankfurt, Jerman. Di seluruh dunia, sudah disiapkan lebih dari 120 lokasi
tempat akan didirikannya rumah-rumah ibadah tersebut. Pada masa yang akan
datang setiap masyarakat Bahá’í setempat akan mempunyai rumah ibadahnya
sendiri.
Perkawinan
Baha’i
Kita
telah melihat bahwa tidak ada kehidupan biarawan dalam agama bahai.perkawinan
adalah suatu lembaga yang penting dalam agama bahai.dalam kitab aqdas bahaullah
bersabda:
“kawinlah
wahai orang-orang,agar muncul darimu dia yang akan mengingat daku diantara hamba-hambaq”
Syarat-syarat yang diperlukan dalam perkawinan:
1) Pria dan
wanita harus setuju untuk menikah satu sama lain(tidak ada paksaan)
2) Kedua
mempelai harus mendapatkan restu dari orang tuanya apabila masih hidup
Jika syarat itu sudah lengkap kedua mempelai
harus memberi tahukan kepada majlis Rohani setempat mengenai maksudnya agar
majlis rohani bisa mengirimkan wakil untuk menyaksikan perkawinan itu.dengan
disaksikan oleh beberapa orang dari pihak pria dan beberapa orang dari pihak
wanita.keduanya harus mengucapkan kata-kata berikut:
“Kita
semua sesungguhnya Tuduk akan kehendak Tuhan”
Setelah itu pria dan wanita menjadi suami istri
dan tanggal perkawinan dicatat oleh majlis setempat.[16]
Tulisan
Suci Agama Baha’i
Salah
satu keunikan Wahyu Agama Bahá’í ialah masih tersimpannya dengan baik semua
Tulisan-tulisan Suci dalam bentuk asli yang disahkan oleh Bahá’u’lláh sendiri,
sehingga tidak ada keraguan atas keasliannya. Dalam Ayat-ayat Suci-Nya yang
diwahyukan antara tahun 1853-1892, Bahá’u’lláh mengulas berbagai hal, seperti
keesaan Tuhan dan fungsi Wahyu Ilahi; tujuan hidup; ciri dan sifat roh manusia;
kehidupan sesudah mati; hukum-hukum dan prinsip-prinsip Agama; ajaran-ajaran
akhlak; perkembangan kondisi dunia serta masa depan umat manusia. Selain dituntun
oleh Tulisan Suci Bahá’u’lláh, kehidupan masyarakat Bahá’í juga dibimbing
melalui buku-buku dan surat-surat yang ditulis oleh ‘Abdu’l-Bahá dan Shoghi
Effendi. Buku-buku Bahá’í kini dapat dibaca dalam lebih dari 800 bahasa.
Hari
Besar Agama Baha’i
tanggal
|
Hari raya
|
21 maret
|
Hari raya Naw-Ruz(tahun baru)
|
21 April
|
Hari Raya Ridwan pertama,pengumuman
Bahaullah(1863)pukul 03.00 sore
|
29 April
|
Hari raya Ridwan ke sembilan
|
02 Mei
|
Pengumuman bab(1844) 2 jam 11 menit setelah
matahari terbenam pada tanggal 22 mei/hari lahir abdul baha
|
29 mei
|
Hari wafatnya Bahaullah(1892)pukul 03.00 pagi
|
09 juli
|
Kesyahidan bab(1850)pada tengah hari
|
20 oktober
|
Hari lahir bab(1819)
|
12 November
|
Hari lahir Bahaullah(1817)
|
26 November
|
Hari perjanjian
|
28 november
|
Hari wafatnya Abdul baha(1921)pukul 01.00
pagi
|
26 Feb-1 maret
|
Ayami-ha(hari hari sisipan)
|
2-20 maret
|
puasa[17]
|
Kesimpulan
Baha’i menyatakan bahwa semua agama yang ada di
dunia berasal dari satu sumber yaitu satu kesatuan dasar dari semua kebenaran
agama.begitu juga dengan para nabi yang berasal dari satu Tuhan.semua agama
harus menyesuaikan antara sains dan pendidikan sehingga dapat memberikan satu
tatanan perdamaian di dunia mengakui persamaan antar bangsa dan adanya
kesempatan yang sama antara kaum laki-laki dan wanita.melalui berbagai pokok
ajaran tersebut baha’i memperoleh banyak pengikut di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali Aceng
muchtar,Ilmu Perbandingan Agama,Pustaka Setia Bandung 2000
Esslemont,Bahaullah
and the new era,Bahai publishing Trust Book
Christie leo,konsep roh dalam agama baha’i
hal.10-15(skripsi) UIN Jakarta 2000
Hartz paula,word religion baha’i faith e-book
Fathea’zam Husmand,Taman baru(terjemahan dari The New Garden) majlis
Rohani Baha’i Nasional Indonesia september 2009
e-book Agama Baha’i
[2]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i
hal.10-15(skripsi)
[3]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i
hal.16-17(skripsi)
[4]HusnandFathea’zam,Taman baru,hal.39-40
[5]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i
hal.18(skripsi
[6]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i
hal.25-27(skripsi)
[7]HusmandFathea’zam,Taman Baru,hal.56
[8]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i
hal.30(skripsi)
[9]Agama Bahai,e-book
[11]Aceng muchtar gozali,ilmu perbandingan Agama
hal.101
[12]Paula Hartz,word religion baha’i faith hal 10-20
[13]Husmand Fathea’zam,Taman Baru hal.90
[14]J.E esslemont,Bahaullah
and the New Era,hal 99
[15]Hushmand fatheaz’zam,Taman Baru,hal.183
[16]Husmand Fathea’zam,Taman Baru,hal 179-181
[17]Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i hal.10
akhir(skripsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar