MAKALAH “AGAMA MESIR KUNO”
Disampaikan pada Mata Kuliah Agama-Agama Minor
Dosen Pembimbing :
Hj. Siti Nadroh, M.Ag
Disusun Oleh :
ANIS DHAMAYANTI 1110032100009
PRODI PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
A.
Sejarah
Mesir Kuno adalah peradaban yang tumbuh subur dari hulu Sungai Nil
sampai wilayah deltanya di Laut Tengah. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di
dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di
dataran tinggi Pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur. Ada empat Negara yang
dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir. Peradaban Mesir
Kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga peradaban Mesir Kuno disebut
sebagai peradaban kuno terlama di dunia, sekitar tahun 3300 SM sampai 30 SM.[1]
Oleh karena hujan musiman di Afrika, setiap tahun aliran Sungai Nil
membanjiri tepi sungai. Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut
adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil
untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Ketika luapan air
menyusut, tanah tersebut menjadi subur karena humus yang dibawa oleh aliran
sungai. Sama seperti di Mesopotamia, daratan sungai Nil juga membutuhkan
pengelolaan yang cermat. Efek peristiwa alami ini memungkinkan orang Mesir Kuno
mengembangkan suatu perekonomian yang berdasar pada hasil pertanian.[2]
Ketika para petani telah mempunyai surplus pangan dan waktu
luang barulah mereka membangun kebudayaan; perdagangan, administrasi, seni,
arsitektur, dan lain-lain. Sungai Nil juga digunakan sebagai jalan raya air
untuk transportasi.
Ada beberapa faktor alam lain yang menjadikan Mesir sebagai
peradaban besar. Kebanyakan daerah Mesir beriklim tropis, ini dapat dilihat
dari lamanya matahari bersinar. Mesir memiliki musim panas lebih lama dari
musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada musim panas,
dan sekitar 10 jam sinar matahari per hari pada musim dingin.[3]
Selain itu, wilayah Mesir juga memiliki penghalang alami yang
merupakan perlindungan dari luar. Gurun di sebelah barat dan timur, laut di
sebelah utara, dan bagian sungai Nil yang deras atau air terjun di sebelah
selatan dapat mempersulit serangan musuh. Menurut catatan dan dokumen yang
ditemukan oleh para arkeolog, orang Mesir menyebut negeri mereka Kemet,
yang berarti “Daratan Hitam” yang mengacu pada tanah gelap yang merupakan lahan
subut yang tersisa setelah luapan sungai Nil. Mereka juga menggunakan istilah
lain, Deshret, yaitu “Daratan Merah”, yang mengacu pada gurun yang
terbakar di bawah terik matahari.
Jika dilihat time line Mesir Kuno, maka daratan yang dikenal
sebagai wilayah yang subur ini memiliki pola peradaban yang sangat panjang.
Waktu
|
Peradaban
|
4400 SM
|
Ditemukan alat tenun pada periode ini yang merupakan bukti
pertama bahwa telah ada peradaban di Mesir di usia setua ini.
|
4000 SM
|
Sebuah bajak sederhana digunakan di Mesir dan Mesopotamia.
Diperkirakan 1000 tahun sebelum periode ini menggunakan bajak lembu.
|
3100 SM
|
-
Mesir Hulu
dan Hilir disatukan menjadi kerajaan tunggal, melantik seorang Raja pertama.
-
Mural cat
Mesir pada dinding-dinding makam dirancang untuk membantu para Firaun
berikutnya.
-
Hieroglif
berkembang di Mesir, sama seperti cuneiform yang berkembang di Sumeria.
-
Penemuan
tulisan menandai transisi (dalam hal akademik) dari zaman prasejarah ke zaman
sejarah.
|
3000 SM
|
-
Firaun Narmer
merayakan kemenangan dengan membuat patung yang menunjukkan dominasi dirinya
atas musuh.
-
Tuas
digunakan di Mesir dan Mesopotamia.
-
Penulisan di
daun papirus dikembangkan.
-
Mata uang
paling awal dikenal adalah emas batangan yang digunakan di Mesir dan
Mesopotamia.
|
2781 SM
|
Sirius terbit di tahun ini pada hari pertama dari bulan pertama
Mesir, yang meluncurkan sistem kalender Mesir.
|
2620 SM
|
Imhotep mendirikan piramida pertama di Saqqara untuk makam Raja
Djoser.
|
2580 SM
|
Mesir memasuki periode yang dikenal dengan Kerajaan Lama, yang
merupakan era pertama dari arsitektur monumental.
|
2500 SM
|
-
Dibangunnya
piramida terbesar di Giza, yaitu makam untuk firaun Khufu, yang kemudian
dikenal oleh orang Yunani sebagai Cheops.
-
Sebuah perahu
dari papan cedar dengan panjang kira-kira 44 meter dimakamkan di Giza.
-
Patung
terbesar dari dunia kuno, sebuah sphinx dengan wajah firaun Khufu yang diukir
di piramida Giza.
-
Hal ini tidak
diketahui kapan kucing pertama didomestikasi, namun dari awal peradaban Mesir
adalah adanya binatang kucing suci di kuil (mumi kucing) di kuil Coffin.
-
Untuk
memastikan kenyamanan di akhirat, Mesir memiliki model yang ditempatkan di
kuburan mereka dari pelayan sampai peralatan yang diperlukan.
|
2000 SM
|
-
Mentuhotep II
memenangkan kendali atas seluruh Mesir, yang dikenal dengan periode Kerajaan
Tengah.
-
Perdagangan
dilakukan dari Kreta putaran Mediterania ke arah timur di Sisilia dan arah
barat di Mesir.
-
Pusat
kekuasaan bergerak ke pedalaman, dengan ibukota di Thebes.
|
1630 SM
|
Hyksos tiba di Timur Tengah memenangkan kendali Mesir.
|
1540 SM
|
-
Kerajaan Baru
dimulai di Mesir yang membawa hal spektakuler dari semua dinasti.
-
Dewa Osiris,
dalam hiasan kepala tinggi putih mewakili makam-makam di Mesir yang merupakan
gagasan kebangkitan di dunia berikutnya.
|
1520 SM
|
Thutmosis I memperluas kendali Mesir sampai sejauh Sungai Nil.
|
1500 SM
|
-
Sebuah
terompet tembaga digunakan di Mesir sebagai pendahulu dari instrumen kuningan
orchestra.
-
Orang-orang
Yahudi mengadopsi ritual lama Mesir, yaitu sunat bagi anak laki-laki.
-
Kuil Karnak
dan Luxor memperkenalkan arsitektur batu besar kolom dan ambang pintu.
-
Para dewa
Amon dan dewa Re digabung di Thebes menjadi dewa Amon-Re, dewa yang paling
penting di jajaran Mesir.
|
1490 SM
|
Hatshepsut mengambil alih kekuasaan di Mesir.
|
1450 SM
|
Mesir yang kaya, memiliki alat rumah tangga mewah seperti botol
kaca kecil berwarna untuk menyimpan kosmetik.
|
1380 SM
|
Firaun Amenhotep III mengutus candi besar untuk Amon-Re di Kuil
Luxor.
|
1353 SM
|
Firaun Amenhotep IV mengadopsi dewa baru, Aten dan diubah menjadi
Akhnaton.
|
1279 SM
|
Firaun Ramses II yang memerintah Mesir selama 66 tahun.
|
1250 SM
|
Ramses II membangun kuil spektakuler untuk menghormati sendiri di
Abu Simbel.
|
950 SM
|
Libya mengambil alih bangsa Mesir dan aturan firaun.
|
719 SM
|
Raja Kush/Nubia menaklukkan wilayah sepanjang Sungai Nil dan
mendirikan dinasti Ethiopia.
|
663 SM
|
Kota Mesir, Memphis, jatuh ke tangan tentara Asyur, dan diikuti
oleh kota Thebes.
|
600 SM
|
Dewa Isis, menjadi salah satu dewa yang paling populer di Mesir.
|
525 SM
|
Persia mengalahkan Mesir di Pelusium dan menaklukkan Memphis.
|
332 SM
|
-
Herodotus,
Sejarawan Yunani, mengunjungi Mesir.
-
Tentara
Alexander Agung tiba di Mesir
|
323 SM
|
Alexander perjalanan jauh ke gurun pasir, ke sebuah nubuat
terkenal dari dewa Amon-Re, dimana imam mengakui dia sebagai anak dewa.
|
Dari time line di atas dapat dilihat, bahwa Mesir terbagi dalam dua
bagian, yaitu Mesir Bawah (Lower Egypt), merupakan hilir Sungai Nil,
yang terletak di Utara dekat Laut Tengah, dan Mesir Atas (Upper Egypt),
yang terletak di Selatan lebih dekat hulu Sungai Nil.
Salah satu kota pertama di Mesir bernama Hierakonpolis. Di
Hierakonpolis, orang Mesir kuno juga sudah membuat lembaran seperti kertas dari
daun papirus. Setelah daun papirus dikeringkan, di atasnya mereka dapat
menggambar dan menulis huruf hieroglif.[4]
B.
Kehidupan
Sosial dan Ekonomi
Lembah Nil yang subur menghasilkan gandum, sayur-mayur, dan
buah-buahan yang cukup. Masyarakat terbagi atas golongan-golongan, yaitu;
Firaun dan keluarganya, bangsawan, pedagang dan usahawan, petani, pekerja dan
budak. Di bawah firaun, terdapat bangsawan yang dapat turut mengecap kehidupan
yang mewah. Di bawah bangsawan, terdapat golongan pedagang dan usahawan. Mereka
berdiam di kota-kota dan dapat mengenyam pula hidup yang lebih baik.
Sebaliknya, rakyat terbanyak yang terbagi atas tiga golongan, yaitu petani,
pekerja, dan budak, hidup serba kekurangan. Petani-petani meskipun memiliki
hasil-hasil tanaman, tetapi para pengumpul pajak memungut sebagian terbesar
dari panen mereka. Pekerja-pekerja di kota-kota hidup miskin. Yang terburuk
nasibnya ialah budak-budak yang harus bekerja keras untuk kaum firaun dan kaum
bangsawan.[5]
C.
Perkembangan
Politik
1.
Periode Dinasti
Awal
Periode
Dinasti Awal adalah puncak dari evolusi berlangsung budaya, agama dan politik,
sulit untuk menentukan awal sebenarnya. Menurut tradisi Mesir Kuno, raja
pertama yang memerintah atas seluruh Mesir adalah seorang pria yang bernama
Menes. Dia dianggap sebagai raja pertama Dinasti Awal dan tradisi menunjukkan
bahwa dialah yang menyatukan dua bagian Mesir, yaitu penyatuan Mesir Atas dan
Mesir Bawah. [6]
2.
Periode
Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Lahirnya
kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir
Hilir. Sebagai pemersatu, ia diberi gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai
mahkota kembar.
Kerajaan
Mesir Tua disebut zaman Piramida, karena pada masa inilah dibangun
piramida-piramida terkenal, misalnya piramida Saqqarah dari Firaun Joser.
Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.
3.
Periode Peralihan
Pertama
Pada
kira-kira tahun 2134-2040 SM yang digolongkan sebagai Periode Peralihan
Pertama, kekuasaan para firaun mengalami penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir
Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM
pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari
Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan
diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara
Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mungkin karena selama puluhan tahun aliran sungai
Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar. Dan sekali lagi Mesir dibagi
menjadi dua kerajaan.
4.
Periode
Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)
Kerajaan
Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan
persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain; membuka tanah
pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia
meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina,
Syiria, dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke
selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah
diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.
5.
Periode
Peralihan Kedua
Kira-kira
tahun 1640-1532 SM yang disebut Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke
beberapa raja lokal. Dan Mesir dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah.
Pada akhir periode ini, Hyksos dikalahkan dan diusir oleh firaun Thebes. Sekali
lagi Mesir menyatu.
6.
Periode
Kerajaan Baru (New Kingdom)
Pada
tahun 1532 SM Kerajaan Baru dimulai ketika raja pertama Dinasti ke-18, Ahmosis
I, menyelesaikan pengusiran Hyksos dari Mesir, yang telah dimulai oleh
saudaranya Kamose. Sepanjang Dinasti ke-18, orang Mesir mulai menggunakan
istilah Firaun.
Dalam
susunan pemerintahan di Mesir, Raja disebut Firaun. Ia menempati puncak
kekuasaan yang dipegangnya secara mutlak. Ia juga dianggap sebagai dewa. Segala
segi kehidupan di Mesir diatur dengan Firaun.[7]
Banyak
perluasan kerajaan dilakukan. Mesir di bawah Dinasti ke-18 mengawasi suatu area
yang meluas ke selatan, ke tempat yang kini disebut Sudan, dan ke timur, ke
wilayah Timur Tengah. Dinasti ke-19, Thutmosis I, berhasil menguasai
Mesopotamia yang subur. Dinasti ke-20, Thutmosis III, merupakan raja terbesar
di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya, Hatshepsut. Batas wilayah
kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai
Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut,
ia diberi gelar “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena
memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor. Setelah pemerintahan Thutmosis
III, maka pemerintahan dilanjutkan oleh Amenhotep IV, kaisar ini dikenal
memperkenalkan kepercayaan yang bersifat Monotheis, yaitu hanya menyembah Dewa
Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Dan pemerintahan
terakhir dipimpin oleh Ramses II, ia dikenal membangun bangunan besar bernama
Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abu simbel. Ia juga pernah memerintahkan
penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut
Merah, namun belum berhasil.[8]
Tiap dinasti sebetulnya jarang puas dengan
kekuasaan dan kekayaannya. Akibat kerakusan itu mereka mulai berperang dan
memperluas wilayah. Bangsa-bangsa yang menempati wilayah selatan, utara, barat,
dan timur dijajah, dirampas hartanya dan rakyatnya dipakai sebagai budak.
7.
Periode
Peralihan Ketiga
Selama
hampir tiga abad Mesir lumpuh tidak berdaya menghadapi serbuan-serbuan dari
Asia, pada tahun 800 SM, Mesir terpaksa harus membayar upeti kepada raja-raja
Assyiria. Selanjutnya, pada abad ke-6 SM, Mesir ditaklukkan oleh Persia.[9]
8.
Periode Akhir
Kekuatan
Mesir tidak disegani lagi oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan Mesir berhasil
dijajah dan dikuasai oleh beberapa bangsa; Nubia, Assyria, Persia, dan Yunani
(Macedonia).
Tahun
332 SM, Raja Macedonia, Alexander Agung menaklukkan Mesir dan memasukannya ke
dalam Kerajaan Hellenistiknya. Ketika Alexander meninggal tahun 332 SM,
temannya, Jendral Ptolemeus menjadi gubernur Mesir. Pada 305 SM, ia menjadi
raja Mesir, dengan begitu didirikanlah dinasti firaun Ptolemeus. Para penguasa
Hellenistik memegang kekuasaan di Mesir selama hampir 300 tahun. Pada masa
terakhir pemerintahan dinasti Ptolemeus, Mesir diperintah oleh seorang firaun
perempuan, Cleopatra VII. [10]
D.
Sistem
Kepercayaan bangsa Mesir
a)
Tulisan
Masyarakat
Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan
hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk[11]
maupun daun papirus. Huruf hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk
manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan ini
kemudian berkembang menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan tulisan
hieratic [12]dan
demotis[13].
Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui
maknanya. Secara kebetulan ketika Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799,
salah satu anggota pasukannya menemukan batu besar berwarna hitam di daerah
Rosetta.[14]
Batu
itu kemudian dikenal dengan nama batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga
bahasa. Dengan terbacanya isi batu Rosetta, terbukalah tabir mengenai
pengetahuan Mesir kuno yang kita kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan
Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang papirus.
b)
Sistem Kalender
Masyarakat
Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus peredaran bulan
selama 29,5 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan
kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap
tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan
lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari.
Penghitungan
kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi menjadi
kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil
alih penghitungan sistem lunar menjadi tarik Hijrah.[15]
c)
Seni bangunan
(Arsitektur)
Dari
peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang
menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang
matematika, geometri dan arsitektur.
Peninggalan
bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya
dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun.
Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki
kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.[16]
Piramida
terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh.
Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Saqqara
juga terdapat piramida firaun Joser.
Selain
piramida, bangunan Mesir biasanya besar-besar. Yang khas ialah kuil untuk
bermacam-macam dewa. Tiang-tiang kuil itu besar-besar, yang kelak terlihat
pengaruhnya pada seni bangunan Yunani. [17] Kuil
terbesar dan terindah adalah kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil
Karnak panjangnya ±433 meter, tiang-tiangnya setinggi 23,5 meter dengan
diameter ±6,6 meter. Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan
dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
[1]
Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 14
[2]
Sekilas Sejarah Dunia, Tim BSB
(Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal. 28
[3]
Ibid, hal.29
[4]
Kata hieroglif datang dari istilah Yunani, hiero-glyphikos yang artinya
ukiran sakral. Dalam kaitannya dengan ini mula-mula digunakan untuk menunjuk
pada objek dan konsep. Bentuk-bentuk hieroglif berupa gambar benda yang ada di
lingkungan orang Mesir. Beberapa contoh paling awal tentang tulisan di Mesir
digunakan sebagai alat untuk menamai dan juga menjumlahkan benda tertentu
[5]
Sejarah Umum Untuk SMP Kelas 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta,
1979, hal. 19
[6]Dikutip
dari: www.ancient-egypt.org diakses
tanggal 19 Maret 2013
[7] Sekilas
Sejarah Dunia, Tim BSB (Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal.
34
[8]
Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 18
[9]
Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama, hal.477
[10] Sekilas
Sejarah Dunia, Tim BSB (Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal.
34-35
[11]
Obelisk yaitu tugu batu yang tinggi dan ujungnya runcing untuk pemujaan
[12]
Hieratis yaitu tulisan suci yang digunakan oleh pendeta
[13]
Demotis yaitu tulisan rakyat untuk menuliskan kegiatan atau hal-hal duniawi
[14]
Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 21-22
[15]
Ibid, hal. 22-23
[16]
Ibid, hal.23-24
[17]
Sejarah Umum Untuk SMP I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar