Selasa, 11 Juni 2013

Makalah Agama Mesir kuno

MAKALAH “AGAMA MESIR KUNO”
Disampaikan pada Mata Kuliah Agama-Agama Minor


Dosen Pembimbing :
Hj. Siti Nadroh, M.Ag


Disusun Oleh :
ANIS DHAMAYANTI        1110032100009

Description: logo uin.jpg
PRODI PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
A.    Sejarah
Mesir Kuno adalah peradaban yang tumbuh subur dari hulu Sungai Nil sampai wilayah deltanya di Laut Tengah. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi Pegunungan Kilimanjaro di Afrika Timur. Ada empat Negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir. Peradaban Mesir Kuno bertahan lebih dari 3000 tahun sehingga peradaban Mesir Kuno disebut sebagai peradaban kuno terlama di dunia, sekitar tahun 3300 SM sampai 30 SM.[1]
Oleh karena hujan musiman di Afrika, setiap tahun aliran Sungai Nil membanjiri tepi sungai. Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Ketika luapan air menyusut, tanah tersebut menjadi subur karena humus yang dibawa oleh aliran sungai. Sama seperti di Mesopotamia, daratan sungai Nil juga membutuhkan pengelolaan yang cermat. Efek peristiwa alami ini memungkinkan orang Mesir Kuno mengembangkan suatu perekonomian yang berdasar pada hasil pertanian.[2]
Ketika para petani telah mempunyai surplus pangan dan waktu luang barulah mereka membangun kebudayaan; perdagangan, administrasi, seni, arsitektur, dan lain-lain. Sungai Nil juga digunakan sebagai jalan raya air untuk transportasi.
Ada beberapa faktor alam lain yang menjadikan Mesir sebagai peradaban besar. Kebanyakan daerah Mesir beriklim tropis, ini dapat dilihat dari lamanya matahari bersinar. Mesir memiliki musim panas lebih lama dari musim dingin, dengan sekitar 12 jam sinar matahari per hari pada musim panas, dan sekitar 10 jam sinar matahari per hari pada musim dingin.[3]
Selain itu, wilayah Mesir juga memiliki penghalang alami yang merupakan perlindungan dari luar. Gurun di sebelah barat dan timur, laut di sebelah utara, dan bagian sungai Nil yang deras atau air terjun di sebelah selatan dapat mempersulit serangan musuh. Menurut catatan dan dokumen yang ditemukan oleh para arkeolog, orang Mesir menyebut negeri mereka Kemet, yang berarti “Daratan Hitam” yang mengacu pada tanah gelap yang merupakan lahan subut yang tersisa setelah luapan sungai Nil. Mereka juga menggunakan istilah lain, Deshret, yaitu “Daratan Merah”, yang mengacu pada gurun yang terbakar di bawah terik matahari.
Jika dilihat time line Mesir Kuno, maka daratan yang dikenal sebagai wilayah yang subur ini memiliki pola peradaban yang sangat panjang.
Waktu
Peradaban
4400 SM
Ditemukan alat tenun pada periode ini yang merupakan bukti pertama bahwa telah ada peradaban di Mesir di usia setua ini.
4000 SM
Sebuah bajak sederhana digunakan di Mesir dan Mesopotamia. Diperkirakan 1000 tahun sebelum periode ini menggunakan bajak lembu.
3100 SM
-          Mesir Hulu dan Hilir disatukan menjadi kerajaan tunggal, melantik seorang Raja pertama.
-          Mural cat Mesir pada dinding-dinding makam dirancang untuk membantu para Firaun berikutnya.
-          Hieroglif berkembang di Mesir, sama seperti cuneiform yang berkembang di Sumeria.
-          Penemuan tulisan menandai transisi (dalam hal akademik) dari zaman prasejarah ke zaman sejarah.
3000 SM
-          Firaun Narmer merayakan kemenangan dengan membuat patung yang menunjukkan dominasi dirinya atas musuh.
-          Tuas digunakan di Mesir dan Mesopotamia.
-          Penulisan di daun papirus dikembangkan.
-          Mata uang paling awal dikenal adalah emas batangan yang digunakan di Mesir dan Mesopotamia.
2781 SM
Sirius terbit di tahun ini pada hari pertama dari bulan pertama Mesir, yang meluncurkan sistem kalender Mesir.
2620 SM
Imhotep mendirikan piramida pertama di Saqqara untuk makam Raja Djoser.
2580 SM
Mesir memasuki periode yang dikenal dengan Kerajaan Lama, yang merupakan era pertama dari arsitektur monumental.
2500 SM
-          Dibangunnya piramida terbesar di Giza, yaitu makam untuk firaun Khufu, yang kemudian dikenal oleh orang Yunani sebagai Cheops.
-          Sebuah perahu dari papan cedar dengan panjang kira-kira 44 meter dimakamkan di Giza.
-          Patung terbesar dari dunia kuno, sebuah sphinx dengan wajah firaun Khufu yang diukir di piramida Giza.
-          Hal ini tidak diketahui kapan kucing pertama didomestikasi, namun dari awal peradaban Mesir adalah adanya binatang kucing suci di kuil (mumi kucing) di kuil Coffin.
-          Untuk memastikan kenyamanan di akhirat, Mesir memiliki model yang ditempatkan di kuburan mereka dari pelayan sampai peralatan yang diperlukan.
2000 SM
-          Mentuhotep II memenangkan kendali atas seluruh Mesir, yang dikenal dengan periode Kerajaan Tengah.
-          Perdagangan dilakukan dari Kreta putaran Mediterania ke arah timur di Sisilia dan arah barat di Mesir.
-          Pusat kekuasaan bergerak ke pedalaman, dengan ibukota di Thebes.
1630 SM
Hyksos tiba di Timur Tengah memenangkan kendali Mesir.
1540 SM
-          Kerajaan Baru dimulai di Mesir yang membawa hal spektakuler dari semua dinasti.
-          Dewa Osiris, dalam hiasan kepala tinggi putih mewakili makam-makam di Mesir yang merupakan gagasan kebangkitan di dunia berikutnya.
1520 SM
Thutmosis I memperluas kendali Mesir sampai sejauh Sungai Nil.
1500 SM
-          Sebuah terompet tembaga digunakan di Mesir sebagai pendahulu dari instrumen kuningan orchestra.
-          Orang-orang Yahudi mengadopsi ritual lama Mesir, yaitu sunat bagi anak laki-laki.
-          Kuil Karnak dan Luxor memperkenalkan arsitektur batu besar kolom dan ambang pintu.
-          Para dewa Amon dan dewa Re digabung di Thebes menjadi dewa Amon-Re, dewa yang paling penting di jajaran Mesir.
1490 SM
Hatshepsut mengambil alih kekuasaan di Mesir.
1450 SM
Mesir yang kaya, memiliki alat rumah tangga mewah seperti botol kaca kecil berwarna untuk menyimpan kosmetik.
1380 SM
Firaun Amenhotep III mengutus candi besar untuk Amon-Re di Kuil Luxor.
1353 SM
Firaun Amenhotep IV mengadopsi dewa baru, Aten dan diubah menjadi Akhnaton.
1279 SM
Firaun Ramses II yang memerintah Mesir selama 66 tahun.
1250 SM
Ramses II membangun kuil spektakuler untuk menghormati sendiri di Abu Simbel.
950 SM
Libya mengambil alih bangsa Mesir dan aturan firaun.
719 SM
Raja Kush/Nubia menaklukkan wilayah sepanjang Sungai Nil dan mendirikan dinasti Ethiopia.
663 SM
Kota Mesir, Memphis, jatuh ke tangan tentara Asyur, dan diikuti oleh kota Thebes.
600 SM
Dewa Isis, menjadi salah satu dewa yang paling populer di Mesir.
525 SM
Persia mengalahkan Mesir di Pelusium dan menaklukkan Memphis.
332 SM
-          Herodotus, Sejarawan Yunani, mengunjungi Mesir.
-          Tentara Alexander Agung tiba di Mesir
323 SM
Alexander perjalanan jauh ke gurun pasir, ke sebuah nubuat terkenal dari dewa Amon-Re, dimana imam mengakui dia sebagai anak dewa.

Dari time line di atas dapat dilihat, bahwa Mesir terbagi dalam dua bagian, yaitu Mesir Bawah (Lower Egypt), merupakan hilir Sungai Nil, yang terletak di Utara dekat Laut Tengah, dan Mesir Atas (Upper Egypt), yang terletak di Selatan lebih dekat hulu Sungai Nil.
Salah satu kota pertama di Mesir bernama Hierakonpolis. Di Hierakonpolis, orang Mesir kuno juga sudah membuat lembaran seperti kertas dari daun papirus. Setelah daun papirus dikeringkan, di atasnya mereka dapat menggambar dan menulis huruf hieroglif.[4]
B.     Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Lembah Nil yang subur menghasilkan gandum, sayur-mayur, dan buah-buahan yang cukup. Masyarakat terbagi atas golongan-golongan, yaitu; Firaun dan keluarganya, bangsawan, pedagang dan usahawan, petani, pekerja dan budak. Di bawah firaun, terdapat bangsawan yang dapat turut mengecap kehidupan yang mewah. Di bawah bangsawan, terdapat golongan pedagang dan usahawan. Mereka berdiam di kota-kota dan dapat mengenyam pula hidup yang lebih baik. Sebaliknya, rakyat terbanyak yang terbagi atas tiga golongan, yaitu petani, pekerja, dan budak, hidup serba kekurangan. Petani-petani meskipun memiliki hasil-hasil tanaman, tetapi para pengumpul pajak memungut sebagian terbesar dari panen mereka. Pekerja-pekerja di kota-kota hidup miskin. Yang terburuk nasibnya ialah budak-budak yang harus bekerja keras untuk kaum firaun dan kaum bangsawan.[5]

C.    Perkembangan Politik
1.      Periode Dinasti Awal
Periode Dinasti Awal adalah puncak dari evolusi berlangsung budaya, agama dan politik, sulit untuk menentukan awal sebenarnya. Menurut tradisi Mesir Kuno, raja pertama yang memerintah atas seluruh Mesir adalah seorang pria yang bernama Menes. Dia dianggap sebagai raja pertama Dinasti Awal dan tradisi menunjukkan bahwa dialah yang menyatukan dua bagian Mesir, yaitu penyatuan Mesir Atas dan Mesir Bawah. [6]

2.      Periode Kerajaan Tua (Old Kingdom)
Lahirnya kerajaan Mesir Tua setelah Menes berhasil mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Sebagai pemersatu, ia diberi gelar Nesutbiti dan digambarkan memakai mahkota kembar.
Kerajaan Mesir Tua disebut zaman Piramida, karena pada masa inilah dibangun piramida-piramida terkenal, misalnya piramida Saqqarah dari Firaun Joser. Piramida di Gizeh adalah makam Firaun Cheops, Chifren dan Menkawa.

3.      Periode Peralihan Pertama
Pada kira-kira tahun 2134-2040 SM yang digolongkan sebagai Periode Peralihan Pertama, kekuasaan para firaun mengalami penurunan. Runtuhnya kerajaan Mesir Tua disebabkan karena sejak tahun 2500 SM  pemerintahan mengalami kekacauan. Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir. Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya, terjadilah perpecahan antara Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Mungkin karena selama puluhan tahun aliran sungai Nil amat berkurang dan terjadi bencana lapar. Dan sekali lagi Mesir dibagi menjadi dua kerajaan.

4.      Periode Kerajaan Tengah (Middle Kingdom)
Kerajaan Mesir Tengah dikenal dengan tampilnya Sesotris III. Ia berhasil memulihkan persatuan dan membangun kembali Mesir. Tindakannya antara lain; membuka tanah pertanian, membangun proyek irigasi, pembuatan waduk dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan serta membuka hubungan dagang dengan Palestina, Syiria, dan pulau Kreta. Sesotris III juga berhasil memperluas wilayah ke selatan sampai Nubia (kini Ethiopia). Sejak tahun 1800 SM kerajaan Mesir Tengah diserbu dan ditaklukkan oleh bangsa Hyksos.

5.      Periode Peralihan Kedua
Kira-kira tahun 1640-1532 SM yang disebut Periode Peralihan Kedua, kekuasaan dialihkan ke beberapa raja lokal. Dan Mesir dijajah oleh orang Hyksos dari Timur Tengah. Pada akhir periode ini, Hyksos dikalahkan dan diusir oleh firaun Thebes. Sekali lagi Mesir menyatu.

6.      Periode Kerajaan Baru (New Kingdom)
Pada tahun 1532 SM Kerajaan Baru dimulai ketika raja pertama Dinasti ke-18, Ahmosis I, menyelesaikan pengusiran Hyksos dari Mesir, yang telah dimulai oleh saudaranya Kamose. Sepanjang Dinasti ke-18, orang Mesir mulai menggunakan istilah Firaun.
Dalam susunan pemerintahan di Mesir, Raja disebut Firaun. Ia menempati puncak kekuasaan yang dipegangnya secara mutlak. Ia juga dianggap sebagai dewa. Segala segi kehidupan di Mesir diatur dengan Firaun.[7]
Banyak perluasan kerajaan dilakukan. Mesir di bawah Dinasti ke-18 mengawasi suatu area yang meluas ke selatan, ke tempat yang kini disebut Sudan, dan ke timur, ke wilayah Timur Tengah. Dinasti ke-19, Thutmosis I, berhasil menguasai Mesopotamia yang subur. Dinasti ke-20, Thutmosis III, merupakan raja terbesar di Mesir. Ia memerintah bersama istrinya, Hatshepsut. Batas wilayah kekuasaannya di timur sampai Syria, di selatan sampai Nubia, di barat sampai Lybia dan di utara sampai pulau Kreta dan Sicilia. Karena tindakannya tersebut, ia diberi gelar “Napoleon dari Mesir”. Thutmosis III juga dikenal karena memerintahkan pembangunan Kuil Karnak dan Luxor. Setelah pemerintahan Thutmosis III, maka pemerintahan dilanjutkan oleh Amenhotep IV, kaisar ini dikenal memperkenalkan kepercayaan yang bersifat Monotheis, yaitu hanya menyembah Dewa Aton (dewa matahari) yang merupakan roh dan tidak berbentuk. Dan pemerintahan terakhir dipimpin oleh Ramses II, ia dikenal membangun bangunan besar bernama Ramesseum dan Kuil serta makamnya di Abu simbel. Ia juga pernah memerintahkan penggalian sebuah terusan yang menghubungkan daerah sungai Nil dengan Laut Merah, namun belum berhasil.[8]
 Tiap dinasti sebetulnya jarang puas dengan kekuasaan dan kekayaannya. Akibat kerakusan itu mereka mulai berperang dan memperluas wilayah. Bangsa-bangsa yang menempati wilayah selatan, utara, barat, dan timur dijajah, dirampas hartanya dan rakyatnya dipakai sebagai budak.

7.      Periode Peralihan Ketiga
Selama hampir tiga abad Mesir lumpuh tidak berdaya menghadapi serbuan-serbuan dari Asia, pada tahun 800 SM, Mesir terpaksa harus membayar upeti kepada raja-raja Assyiria. Selanjutnya, pada abad ke-6 SM, Mesir ditaklukkan oleh Persia.[9]

8.      Periode Akhir
Kekuatan Mesir tidak disegani lagi oleh bangsa-bangsa lain. Bahkan Mesir berhasil dijajah dan dikuasai oleh beberapa bangsa; Nubia, Assyria, Persia, dan Yunani (Macedonia).
Tahun 332 SM, Raja Macedonia, Alexander Agung menaklukkan Mesir dan memasukannya ke dalam Kerajaan Hellenistiknya. Ketika Alexander meninggal tahun 332 SM, temannya, Jendral Ptolemeus menjadi gubernur Mesir. Pada 305 SM, ia menjadi raja Mesir, dengan begitu didirikanlah dinasti firaun Ptolemeus. Para penguasa Hellenistik memegang kekuasaan di Mesir selama hampir 300 tahun. Pada masa terakhir pemerintahan dinasti Ptolemeus, Mesir diperintah oleh seorang firaun perempuan, Cleopatra VII. [10]

D.    Sistem Kepercayaan bangsa Mesir
a)      Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk[11] maupun daun papirus. Huruf hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan ini kemudian berkembang menjadi lebih sederhana yang dikenal dengan tulisan hieratic [12]dan demotis[13]. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan ketika Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah satu anggota pasukannya menemukan batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.[14]
Batu itu kemudian dikenal dengan nama batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Dengan terbacanya isi batu Rosetta, terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno yang kita kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang papirus.

b)     Sistem Kalender
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus peredaran bulan selama 29,5 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari.
Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar menjadi tarik Hijrah.[15]

c)      Seni bangunan (Arsitektur)
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur.
Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun untuk tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.[16]
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gizeh. Selain Cheops, di Gizeh juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Saqqara juga terdapat piramida firaun Joser.
Selain piramida, bangunan Mesir biasanya besar-besar. Yang khas ialah kuil untuk bermacam-macam dewa. Tiang-tiang kuil itu besar-besar, yang kelak terlihat pengaruhnya pada seni bangunan Yunani. [17] Kuil terbesar dan terindah adalah kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya ±433 meter, tiang-tiangnya setinggi 23,5 meter dengan diameter ±6,6 meter. Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.



[1] Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 14
[2] Sekilas Sejarah Dunia, Tim BSB (Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal. 28
[3] Ibid, hal.29
[4] Kata hieroglif datang dari istilah Yunani, hiero-glyphikos yang artinya ukiran sakral. Dalam kaitannya dengan ini mula-mula digunakan untuk menunjuk pada objek dan konsep. Bentuk-bentuk hieroglif berupa gambar benda yang ada di lingkungan orang Mesir. Beberapa contoh paling awal tentang tulisan di Mesir digunakan sebagai alat untuk menamai dan juga menjumlahkan benda tertentu
[5] Sejarah Umum Untuk SMP Kelas 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 1979, hal. 19
[6]Dikutip dari: www.ancient-egypt.org diakses tanggal 19 Maret 2013
[7] Sekilas Sejarah Dunia, Tim BSB (Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal. 34
[8] Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 18
[9] Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama, hal.477
[10] Sekilas Sejarah Dunia, Tim BSB (Belajar Sambil Bermain) Yayasan Gemah Ripah, 2011, hal. 34-35
[11] Obelisk yaitu tugu batu yang tinggi dan ujungnya runcing untuk pemujaan
[12] Hieratis yaitu tulisan suci yang digunakan oleh pendeta
[13] Demotis yaitu tulisan rakyat untuk menuliskan kegiatan atau hal-hal duniawi
[14] Modul Sejarah Kelas 1 SMU, Dra. M.Y. Sri Wuryaningsih, hal. 21-22
[15] Ibid, hal. 22-23
[16] Ibid, hal.23-24
[17] Sejarah Umum Untuk SMP I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hal. 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar