A.
Sejarah dan
Perkembangan
Setiap
kehidupan bangsa memiliki suatu masa dimana nilai-nilai yang telah ada menjadi
goyah. Hal ini umumnya terjadi karena adanya tantangan dari nilai-nilai lain
yang baru dan berbeda dengan nilai-nilai yang telah ada sebelumnya.
Sejak
berabad-abad orang-orang India menerima Hinduisme sebagai suatu yang suci dan
tidak dapat diubah. Pada tahun 780 M, kontinen India sebelah Selatan menjadi
sasaran Mogul. Invasi dimulai dari Utara. Perlawanan dilakukan pada
permulaannya. Penduduk Hindu, yang memang bersifat lembut dan cinta damai,
kemudian menyerah pada invasi ini dan akhirnya orang-orang Mogul memerintah
India. Munculnya bangsa Mogul membawa nilai-nilai baru ke India yang berbeda
sekali dengan nilai-nilai yang telah berlaku.
Dan
ketika abad ke-15 mulailah gerakan Bhakti di India. Kampanye ini banyak
persamaannya dengan “Reformasi Agama di Eropa” dimana para reformis memprotes
terhadap norma-norma ritual dalam agama dan tahayul pada zaman itu.
Penganjur-penganjur
falsafah Bhakti ini mengajarkan bahwa etika pribadilah yang merupakan inti dari
agama, dan bahwa bentuk dan tempat bersembahyang adalah tidak banyak artinya.
Mereka mengajarkan bahwa tujuan dari Hinduisme dan Islam adalah sama, bahwa
semua perbedaan sosial dan kebudayaan diantara keduanya adalah tidak perlu dan
salahlah bila membuat perbedaan ini sebagai tujuan perjuangan, kebencian, dan
permusuhan agama.
a)
Guru Nanak
sebagai Pendiri
Guru
Nanak, pencipta agama Sikh, dilahirkan pada tanggal 15 April 1469 Masehi di
Talwandi Rai Bhoi sekarang dikenal sebagai Nanakana Sahib di distrik
Sheikhupura di Punjab, kini di wilayah Pakistan Barat. Ayahnya Mehta Kalu,
adalah seorang Hindu dari golongan Bedi keturunan ksatria dan ia bekerja
sebagai akuntan desa pada Rai Bular, seorang Islam, tuan tanah setempat. Ia
memiliki sebidang tanah yang luas dan sejumlah ternak yang cukup banyak. Ibunya
bernama Tripta dan kakak perempuannya Nanaki, yang berumur lima tahun lebih tua
daripadanya. Sejak masa kanak-kanak Nanak terkenal memiliki watak yang luar
biasa, sangat condong kea rah pengabdian dan kebaktian.
Pada
umur tujuh tahun, Nanak dikirim ke sekolah dasar untuk memperoleh pelajaran
mengenai Devanagri, Sanskerta, dan berhitung. Namun, semua itu tidak
menyenangkan hatinya. Ia telah ditakdirkan untuk suatu panggilan lain, yaitu
panggilan seorang pembentuk, telah memiliki visi yang luas. Nanak seorang anak
yang luar biasa, segala pelajaran yang diberikan oleh gurunya ia jawab sebelum
diberikan, gurunya menjadi tercengang dan mengakui bahwa Nanak benar-benar anak
yang luar biasa.
Kemudian
ia dikirim kepada seorang Brahmin untuk mempelajari buku-buku Veda dan Shastra.
Tetapi disini juga ia tidak belajar lama. Setelah agak mahir dalam bahasa
Parsi, ia meninggalkan sekolah dan bergabung dengan orang-orang suci. Dan
tindakannya ini telah menusuk hati ayahnya yang berusaha keras agar anaknya
menjadi seorang pedagang.[1]
Guru
Nanak selalu melawan adat-istiadat kolot agama Hindu sehingga pada umur
Sembilan tahun ketika ia hendak dikalungi benang keagamaan di lehernya pada
upacara Yajnopayitam, ia menolak dengan tegas dan meminta penjelasan akan
kegunaan benang tersebut. Setelah dijelaskan oleh pendita keluarganya, bahwa
benang tersebut merupakan lambang agama Hindu dan bahwa tanpa benang tersebut
seorang Hindu yang berkasta tinggi akan kehilangan hak-hak kekastaannya, ia
semakin keras menolak dianugerahi benang tersebut.
Nanak
ketika itu bekerja sebagai seorang Modi atau pengawas toko di salah satu
perusahaan Daulat Khanlodi. Setahun setelah pernikahan kakaknya dengan Jai Ram,
sekretaris Daulat Khanlodi, Gubernur Propinsi Punjab, Nanak menikah dengan
Sulakhani, putri Mul Chand, seorang Patwari (akuntan desa) di Pokhoke-Randhwa
di distrik Gurdaspur, pada tahun 1488. Mereka dikaruniai dua orang putra, Siri
Chand dan Lakhmi Das yang masing-masing
lahir pada tahun 1494 dan 1497.
Setelah
perkawinannya, ia menjalankan kehidupan sehari-hari seperti biasanya. Pada
tanggal 20 Agustus 1507, sebagaimana biasanya pada suatu pagi sebelum fajar ia
pergi untuk mandi di kali Ravi. Sesungguhnya sesaat setelah mandi ia duduk
bermeditasi dan waktu itulah ia mendengar panggilan Tuhan agar ia mengabdikan
hidupnya bagi kebaikan dunia, dengan menuntun manusia ke jalan yang benar
menuju Tuhan. Menurut ceritera, pagi hari itu Nanak menyelam ke dalam air dan
tidak muncul-muncul lagi. Hal tersebut dilaporkan kepada majikannya dan Nanak
dituduh korupsi dalam dagang, yang ternyata sama sekali tidak benar setelah
diperiksa pembukuannya. Selama masa penyelamannya, ia dikatakan menghadap Tuhan
dan muncul kembali pada hari keempat setelah ia menyelam.[2]
Ia
sekarang tidak lagi bekerja sebagai pengawas toko, tetapi mengabdi kepada Missi
agung dari hidupnya, yaitu untuk menunjukkan jalan yang benar kepada umat
manusia yang sedang berbuat kesalahan-kesalahan besar dan
penderitaan-penderitaan yang menekan. Ia meninggalkan desanya dengan berjalan
kaki untuk berkhotbah kepada rakyat. Sekarang ia bukan Nanak lagi, tetapi telah
memperoleh peranan seorang Guru duniawi dan disebut sebagai Guru Nanak. Dengan
mengatasi kesedihan istrinya dan untuk sewaktu-waktu mengunjungi kakaknya,
Nanaki, ia memulai perjalanannya dengan ditemani oleh Mardana Bhai. Tempat
pertama yang penting yang ia kunjungi adalah Sayyedpur di kota Eminabad di
distrik Gujranwala.
Ia
membagi perjalanannya atas lima bagian yang memakan waktu kira-kira tiga puluh
tahun untuk meluaskan daerah ajarannya. Ia mengelilingi seluruh India,
Srilangka, kepulauan Maladewa dan Lokadewa. Perjalanannya meluas ke Assam dan
Birma di Timur, Tibet, Turkistan dan Siberia Selatan di Utara, dan Afganistan,
Iran, Arab Saudi dan Turki di Barat. Dalam perjalanannya itu, ia mengunjungi
hampir seluruh pusat-pusat penting agama Hindu. Ia juga mengunjungi
tempat-tempat suci yang pada waktu itu dilangsungkan suatu upacara sembahyang.
Demikianlah
kemana-mana ia pergi menyebarkan ajaran-ajarannya sehingga ia menarik banyak
pengikut dan simpatisan-simpatisannya. Sekembalinya dari perjalanannya ke
Barat, India diserang oleh raja Mogul, yaitu Babar dari Iran. Guru Nanak jatuh
diantara tawanan-tawanan dan sebagai tawanan ia menjadi korban kerja paksa dan
dipaksa mengangkat beban-beban berat. Namun, karena Mir Khan, pengawas penjara
melihat suatu keajaiban[3]
yang terjadi pada Guru Nanak, akhirnya Raja membebaskannya Guru Nanak dan
memohon agar Guru Nanak menerima sesuatu daripadanya. Tetapi Guru Nanak tidak
ingin menerima sesuatu darinya, ia hanya ingin rekan-rekannya yang senasib
dibebaskan dari penjara. Setelah Guru Nanak meninggalkan rumah tahanan Babar,
maka berakhirlah perjalanan-perjalanan yang panjang.
Cara
Nanak mengajarkan ajarannya adalah sederhana dan praktis. Ia telah mencapai
hati manusia. Ia mengajarkan mereka cinta universal, toleransi dan pengertian
tanpa memandang pada kasta, kepercayaan atau agama. Ia mengajarkan bahwa semua
orang dilahirkan sama tanpa ada perbedaan apapun. Selama pengembaraannya selama
dua puluh dua tahun Guru Nanak telah berhasil menarik sejumlah besar pengikut
yang menamakan diri mereka “Sikh” (pengikut). Kaum Sikh dari Guru ini berasal
dari semua tingkat penghidupan, banyak diantaranya adalah orang-orang Mogul dan
Hindu dari berbagai kasta yang akhirnya menemukan Tuhan yang sama dan hidup
dalam persamaan dan kasih.
Kartapur
adalah sebuah kota yang didirikan oleh Guru Nanak pada 1504 M dengan bantuan
Doda Bhai dan Duni Chand Bhai yang juga mendirikan Dharamsala disini bagi Guru
Nanak. Guru sendiri baru menetap di tempat ini kira-kira tahun 1522 M. Tetapi
kini Kartapur Dharamsala dari Guru Nanak itu sudah lama tidak ada lagi karena
dilanda banjir sungai Ravi, dan sekarang hanya tinggal kota Dera Baba Nanak
yang berdiri di seberang sungai.
Pada
masa inilah, yaitu pada tahun 1532 M seorang Lahna dari distrik Amritsar
diperkenalkan kepada Guru Nanak, dimana Guru segera meneliti orang itu dan Guru
berkata bahwa Lahna memiliki piutang dan bahwa ia (Guru) adalah penghutang.
Kata-kata itu menimbulkan efek yang dalam dan kekal dalam hati Lahna. Selama
tujuh tahun pengabdiannya itu, Lahna menjadi seorang pengikut yang sempurna dan
telah lulus dalam berbagai testing yang dilakukan oleh Guru terhadap
pengikut-pengikutnya.
Guru
kini telah berusia tujuh puluh tahun dan merasa bahwa akhir hayatnya akan
segera tiba. Ia menunjuk seorang pengganti untuk melanjutkan ajarannya yang
besar itu. Pilihannya itu jatuh kepada Lahna. Pada tanggal 14 Juni 1539, Guru
Nanak resmi menunjuk Lahna sebagai penggantinya, dan menamakannya Angad, ia pun
mempersembahkan lima pice di hadapannya sebagai penganut dari Gurunya dan
menyembah kaki Guru Angad sebagai tanda bahwa ia akan memegang tugas Guru.
Tiga
bulan dan satu minggu kemudian, pada tanggal 22 September 1539, Guru Nanak
meninggalkan dunia ini dengan menyerahkan segala tugas-tugas kariernya sampai
pada dirinya sendiri kepada Guru Angad. [4]
Akhirnya,
pada petang kewafatan Guru Nanak, terjadi suatu pertikaian diantara orang Hindu
dan Islam mengenai cara pemakaman jenazahnya, sebab masing-masing menuntut bahwa
Guru Nanak adalah miliknya; orang-orang Hindu hendak membakar jenazah Guru
menurut adat istiadat mereka, tetapi orang Islam hendak menguburkan jenazah
Guru menurut ajaran Islam. Maka untuk penyelesaian, mereka masing-masing
mengadakan upacara sembahyang memohon kepada Guru Angad agar menunjukkan pihak
mana yang berhak atas jenazahnya. Mereka mendapatkan jawaban bahwa mereka
masing-masing harus mendapatkan sekumpulan bunga di atas jenazah Guru Nanak dan
melihat kembali pada esok paginya. Maka mereka pun berbuat seperti telah
ditunjukan dan menutupi jenazah Guru Nanak dengan sehelai kain putih. Keesokan
harinya ketika mereka membuka tutup jenazah Guru, mereka tercengang karena
jenazah lenyap tanpa bekas, sedangkan bunga-bunga mereka semuanya masih segar.
Mereka lalu mengambil bunga-bunga itu dan melakukan pemakaman dengan caranya
masing-masing, yaitu orang-orang Hindu mendirikan sebuah Smadh atau rumah kecil
dengan patung Guru Nanak sedangkan orang Islam mendirikan makam besar.
guru
yang sepuluh itu beserta peranan masing-masing dalam perjalanan sejarah agama
Sikh:[5]
1.
Guru pertama,
Guru Nanak, dianggap sebagai pendiri agama Sikh. Riwayat hidupnya sudah
diuraikan.
2.
Guru Angarh
(1539-1552).
Ia
menjadi guru karena ditunjuk langsung oleh Guru Nanak sebagai penggantinya.
Dengan kebijaksaannya, ia berhasil mencegah terjadinya perpecahan antara para
pengikutnya dengan mereka yang mengikuti putra Guru Nanak, Sri Chand, yang
menuntut bahwa dialah yang berhak untuk menggantikan bapaknya.
3.
Guru Amar Das
(1552-1574).
Peranan
utamanya adalah mengorganisir orang-orang Sikh menjadi 22 sangat atau jamaah
dan mendirikan lembaga yang dikenal dengan Guru-ka-Lengar atau Dapur Umum,
tempat dimana semua orang dari seluruh kasta dengan bebas mengambil makanan
bersama-sama. Amar Das dianggap sebagai guru yang berusaha keras mengadakan
perubahan sosial atau pembaharu sosial yang besar. Amar Das juga melarang orang
Hindu melakukan pemujaan terhadap Sakti, membakar janda yang ditinggal mati
suaminya.
4.
Guru Ram Das
(1574-1581).
Guru
ini memulai penggalian danau besar yang disebut Amritsar, juga merencanakan
konstruksi kuil emas di tengah-tengah danau tersebut. Lokasi danau itu
disediakan oleh Sultan Akbar dan peletakan batu pertama pembangunan kuil
tersebut dilakukan oleh seorang sufi besar, Hazrat Mian Meer dari Lahore. Ram
Das mulai melakukan tradisi mengumpulkan sumbangan tetap, semacam zakat, dari
para pengikutnya. Sumbangan ini dimaksudkan untuk mengatur masyarakat Sikh yang
semakin nyata wujudnya. Dia juga mulai mengangkat pejabat-pejabat yang disebut
Masand untuk memimpin upacara agama dan mengumpulkan sumbangan tersebut. Ram
Das adalah guru pertama yang menunjuk putra sebagai penggantinya.
5.
Guru Arjun
(1581-1606).
Guru
ini memainkan peranan yang sangat penting dan menentukan dalam sejarah agama
Sikh dan para pengikutnya. Hal ini disebabkan: pertama, ia menyelesaikan
pembangunan kuil emas Amritsar; kedua, ia menyempurnakan penyusunan kitab suci
agama Sikh, Adi Granth; ketiga, ia mengorganisir orang-orang Sikh menjadi satu
masyarakat yang berdiri sendiri terpisah dari lainnya, dengan kitab suci
sendiri yang ditulis berdasarkan naskah-naskah mereka sendiri, dengan danau
suci dan rumah ibadah sendiri pula. Guru Arjun dianggap sebagai Sachcha Padshah
(kaisar yang benar) oleh para pengikutnya. Arjun telah mengadakan inovasi
terhadap agama Sikh, seperti menciptakan pakaian pimpinan kebaktian, memperluas
ajaran-ajaran agama Sikh berdasarkan ijtihadnya sendiri, dan menata masyarakat
Sikh ke arah suatu masyarakat yang bakal menjadi satu kerajaan yang
dicita-citakannya. Arjun adalah guru pertama yang mengambil peranan aktif dalam
kehidupan politik sehingga terlibat dalam konflik dengan kaisar Jehangir
(1605-1927).
6.
Guru Har Gobind
(1606-1645).
Karena
golongan Sikh sudah terlibat dalam pertentangan-pertentangan politik secara
terbuka dan langsung sejak masa Guru Arjun, maka Har Gobind mulai berpikir
tentang keamanan dan keselamatan dirinya. Untuk itu, ia mengangkat
pengawal-pengawal pribadi dan memerintahkan para pengikutnya untuk memasuki
dinas ketentaraan. Di kuil-kuil Sikh nyanyian-nyanyian suci yang penuh
kedamaian digantinya dengan mendengarkan lagu-lagu perjuangan. Selain itu,
kursus-kursus keagamaan diganti pula dengan pelajaran tentang rencana-rencana
penaklukan atau strategi militer. Dibawah kepemimpinannya, kaum Sikh berusaha
menggempur pasukan-pasukan kerajaan kaisar Shah Jehan.
7.
Guru Har Rai
(1645-1661).
Ia
adalah cucu Har Gobind. Ia berusaha keras meningkatkan semangat kemiliteran
kaum Sikh. Untuk itu, ia menjalin kerjasama dengan Dara Shikoh, seorang
moderat, putra Shah Jehan. Har Rai pernah membantu Shikoh dalam peperangannya
melawan Aurangzeb sampai mencapai kemenangan.
8.
Guru Hari
Krishen (1661-1664).
Guru
Har Rai tidak menunjuk putranya yang tertua, Ram Rai, menjadi penggantinya, melainkan
Hari Krishen, putranya yang kedua. Hal ini disebabkan karena putra tertuanya
itu menjalin hubungan dengan musuhnya, Aurangzeb, seperti yang telah disebutkan
diatas. Hari Krishen sendiri waktu itu masih kecil. Oleh karena itu,
pengangkatannya adalah sebagai simbol belaka, karena ia meninggal saat usia
Sembilan tahun. Ram Rai tidak mau patuh dan tidak menerima adiknya sebagai
guru. Ia memisahkan diri dan mendirikan sekte sendiri bersama para pengikutnya.
Mulai saat itu gejala perpecahan di kalangan kaum Sikh semakin terlihat.
9.
Guru Tegh
Bahadur (1664-1675).
Pada
saat Hari Krishen meninggal dunia, beberapa orang utama di lingkungan kaum Sikh
tampil menuntut agar diangkat menjadi guru penggantinya. Pilihan akhirnya jatuh
pada Tegh Bahadur. Ram Rai, saingan terdekatnya, semakin kecewa karena merasa
bahwa yang paling berhak menjadi guru menggantikan adiknya adalah dirinya
sendiri. Kekecewaannya itu membuatnya semakin memisahkan diri dari kaum Sikh
pada umumnya, dan menjadikan dirinya sebagai musuh utama Tegh Bahadur. Namun,
Tegh Bahadur ternyata orang yang kuat dan berhasil menjadikan dirinya sebagai
seorang panglima perang yang pertama bagi kaum Sikh yang telah berhasil
memperluas pengaruh agama Sikh sampai ke wilayah-wilayah India bagian selatan,
bahkan sampai ke Ceylon.
10.
Guru Govind
Singh (1675-1708).
Selain
Guru Har Gobind yang sempat menjadi guru selama kurang lebih 39 tahun, maka
Guru Govind Singh adalah guru kedua yang paling lama menjabat sebagai guru,
yaitu 33 tahun. Ia adalah putra Tegh Bahadur. Selama dua puluh tahun ia
berhasil menahan diri dari dendam terhadap orang yang membunuh ayahnya. Waktu
selama itu ia pergunakan untuk mengkonsolidasi diri dan kekuatan. Ia menyusun
rencana untuk menjadikan dirinya sebagai jagoan Hindu melawan penguasa Mughal.
Untuk itu, ia berusaha memperbesar masuknya pengaruh Hindu ke dalam agama Sikh.
Ia mulai menulis beberapa cerita tentang dewa-dewi Hindu. Syair-syair agama
Hindu, yang dikutipnya dari Ramayana dan Mahabharata, dikembangkannya di
kuil-kuil Sikh bersama-sama dengan Adi Granth
AJARAN AGAMA SIKH
Tatkala Nanak
berusia 30 tahun, ia mengatakan pada istrinya. Juga orangtuanya, bahwa ia teah
menjadi guru. Istrinya bertanya apakah guru itu? Nanak menjawab: “guru adalah
seseorang yang mengajarkan kepercayaan baru” apakah kepercayaan baru itu?,
tanya ayahnya. Nanak menjawab: “tidak adahindu tidak ada muslim “ inilah
krmudian yang di katakan sebagi ajaran besaragama Sikh.
Pada pertama kali
Nanak mengajarkan ajaran tersebut, majikanya Nawab Daulad Khan Lodhi,juga mendengarnya,
dan bertanya mengapa “mengapa Nanak berpendapat tidak ada Muslim? “ Nanak
menjawab: “Nwab Sahib, adalah sangat sulit menjadi seorang muslim. “ seterusnya
ia berkata :
“Orang yang kokoh
kuat memang keyakinanya berhak di sebut seornag muslim, amalan-amalanya
harussesuai dengan keyakinanya terhadapketeladanan nabi Muhammad ia harus
membersihkan diri dari kesombongan dan
kerakusan tidak lagi tergoda oleh dua macam kepentingan kehidupan dan kematian
menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan mengenal dia sebagai yang maha kuasa
bebas daritekanan diri pribadi mengasihi segala sesuatu demikian itulah
seseorang yang boleh menamakan dirinya sebagai seorang Muslim ”
Guru Nanak juga
menyangkal ajaran ketuhanan yang bercorak monistik (advaita vedantism) dari Hinduisme.
Menurut ajaran agama ini alam semesta adalah maya atau khayal, realitas sejati
hanay satu yaitu Tuhan begitu juga Nanak tidak mau menerima ajaran dualistik
yang di ajarkan oleh hinduisme yang di kenal juga dengan Shankhya-yoga. Menurut ajaran ini alam dan
tuhan tidak di ciptakan dan sama-sama kekal, sama dengan umat Islam Nanak
percaya bahwa alam semesta itu adalah nyata namun di ciptakan dan tidak kekal.
Alam ini nyata klarena merupakan bukti dan kehendak dan hukum tuhan. Semua
benda menjadi wujud, sementara karya dari kehendak itu tidak bisa di uraikan.
Ahnya dengankehendak-NYA semua wujud mengembangkan hayat dalam diri
masing-masing, dan kemudian semua wujud akan bertambah mulia karenakemuliaan
yang menciptakanya.
Guru Nanak menyeru
orang agar mengikuti jalan menuju tuhan. Keselamatan, menurut dia, hanya
teruntuk bagi siapa yang menundukkan kemauanya di bawah kehendak Tuhan. Siapa
yang ebrfikir dan berbuat sesuai denagn
keinginan tuhan, ia akan selamat. Dalam hal ini Nanak berkata “ jalan kepatuhan
akhirnya menyampaikan orang ke pintukeselamatan pertama orang itu harus
menjadipelopor hidup rohaniah bagi keluarganya kemudian menjadi seorang guru
yang menyelamatkan dirinya sendiri ia juga menyelamatkan pengikut-pengikutnay
Nanak orang yang mematuhi sabda itu tidak akan tersesat dalam menempuh jalan
dari pintu ke pintu itu karena sabda itu adalah sanggatbersih dan terang. O,
jika seseorang tahu bagaimana mematuhinya dengan seluruh hati dan jiwanya”[6]
AJARAN NANAK TENTANG MANAUSIA
Guru Nanak mengajarkan
bahwa seluruh umat manusia adalah satu. Orang di muliakan bukan karena ia
angota kasta ini atau itu, kepercayaan ini atau itu, melainkan karena ia
adalah”manusia” oleh karena itu nanak juga sangat menentang ajaran tentang
kasta, lebih-lebih tentang adanya manusia najis yang haram di sentuh.
Nanak sangat
mementingkan segi moral manusi, menurut dia.manusia harus hidup dengan
mengutamakan kesempurnaan moral karena kesempurnaan manusia terletak pada
tinggi rendahnya moral itu. Dalam memeberikan nasehat untuk pembinaan moral
manusia[7]
AJARAN NANAK TENTANG ALAM
Nanak mengajarkan
bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan, dan tida abadi. Yang kekal dan
abadi hanya Tuhan, karena Tuhan adalah relitas mutlak. Nanak juga manusia lain
adalah mahluk tuhan. Tuhan adalah yang maha kuasa yang mneguasai segala-galanya
bila manusia beranggapan bahwa ia bebas melakukan kehendaknya, bahwa ia tidak
akan dapat menikmati kebahagiaan yang sejati. Dengan kodrat dan iradat Tuhan
seluruh alam ini terjadi, dan melalui hukum tuhan alam ini menjalani
kehidupanya. Tidak ada sesuatu yang berjalan di luar kehendak dan hukum Tuhan.
Dengan koadrat Tuhan semuanya di kuasai oleh maut dan menuju kepada kemusnahan.
Dengan kodrat Tuhan pula manusia terserap ke dalam Yang Maha Besar.
Guru Govind singh
memperdekat Sikh dengan Hindu. Ian memasukan kembali unsur-unsur Hindu yang
sebelunya telah di bersihkan dari Sikh. Brkat
jasanya, syir-syair Ramayana dan Mahabrata di padukan pembacanya bersam
Adi Granth di kuli-kuil Sikh. Begitu juga ajaran-ajaran tambahan lainya,
seperti penyucian atau sakramen yang mereka sebut Khandadi-Paul dan Karah
Parshad. Perjamuan dan simbol-simbol kesucian. Merupakan tambahan dari guru[8]
PERIBADATAN AGAMA
SIKH
Nama
Tuhan yang murni di wujudkan dalam bentuk jamaah yang oleh mereka di sebut
dengan Khalsa Panth (jalan yang murni). Orang yang sudahmenempuh jalan ini
artinya sudahmenjadi angotanya melalui sakramen atau babtis, akan memperoleh
status sebagai “ orang yang suci murni” tidak semua kaum Sikh mau dan menerima
upacara sakramen dan bentuk sakramen ini. Mereka menganggap bahwa baptis atau
sakramen bukan ajaran Nanak. Mereka ini tetap mengutamakan samadi dan
ketentraman jiwa dalam ibadat. Mereka di sebut Sahajdharis atau “orang yang
hidup tentram”
Selain dari itu
kaum Sikh juga menjadikan tradisi menyikat rambut dua hari sekali dan membaca
serta menyanyikan syair-syair yang terdapatdalam kitab suci mereka setiap hari
sebagai ibadat. Bagi mereka yang tergabung dalam golongan Khalsa Panth,
berperang adalah juga ibadat. Sebab itu tidak aneh bila setiapmereka melakukan
aksi-aksi kekerasan, kekerasan terakhir. Yang terdiri dari basis kaum
militernya, selalu di pusatkan di kuil, termasuk kuil emas Amritsar.
Akhirnya perlu dilihatkembali keyakinan dan kecenderungan Nanak
sendiri selama dia berseruTuhan dengan berbagai ajaran yang di anut oleh
masyarakat india terutama Hindu dan Islam. Ajaran-ajaran Hindu jelas semuanya
di Tolak oleh Nanak,tetapi ibadat-ibadat islam juga tidak ada yang di tetapka
sebagai ibadat kaum Sikh. Jalan samadi dan Dzikir yang di utamakanya untuk
menyembah tuhan adalah jalan mistik yang paling populer dalam semua agama.
Melalui jalan mistik semua agama
bertemu, sehingga benar kiranta bila di katakan bahwa agam Sikh yang di
dirikan oleh Nanak merupakan agama mistik dan sinkretia[9]
KITAB SUCI AGAMA
SIKH
A.
Adi Granth
Kitab suci ini di sebut juga guru Granth Sahib. Dan merupakan kitab
yang di susun oleh guru yang kelima Arjun, di Amritsar. Sebelumnya, guru
Angarh, guru ke dua sudah berjasa mempelopori penyusunan naskah punjabi.
Gumurkhi. Ke dalamnya di masukan himpunan-himpunan syair-syair serta fatwa-fatwa Guru Nanak.
Naskah ini menjadi embrio bagi kelahiran Adi Granth. Adi Granth mempunyai tiga versi, yaitu
kartarvali bir, Bhai Banno Vali Bir dan Dam Dama Vali Bir. Yang tersebut akhir
merupakan buku kecil, hasil revisi guru Govind Singh yang melengkapi dan
menyisihkan isi kitab yang di susun ayahnya, Tegh B ahadur. Sisipan itu terdiri
dari nyanyian-nyanyian suci yang di susun dari lima orang guru yang pertama dan
yang di susun oleh Govind Singh sendiri, serta syair-syair yang diambilkan dari Mahabrata dan Ramayana Hindu.
Tulisan-tulisan dalam
Adi Granth dapat di golongkan menjadi tiga macam, yaitu pertama,
nyanyian-nyanyian suci yang disusun oleh guru Sikh. Bagian ini merupakan bagian
yang paling besar, terdiri dari 2218 syair oleh arjun :974 syairoleh guru
Nanak: 907 susunan amar dad: 679 susunan Ram Das, 115 karaangan TeghBahadur dan
62 syair keduan nyanyian yang berasal dari kaummistik baik yang beragama Hindu
maupun Kaum Sufi. Bagian yang terbesar dari nyanyian ini adalah yang berasal
darri sufi besar, yaitu kabir dan Farid. Ketiga, puji-pujian yang di tunjukan
terhadap guru-guru Sikh, di susun oleh penyair pengembala kaum sikh. Syair-syair
yang terdapat dalam Adi Granth tidak di
susun berdasarkan pengarang atau tema pokok. Melainkan di bagi menjadi
tigabelas ragas, yaitu semacam model musik untuk di nyanyikan[10]
B.
Dasam Granth
Kitab ini juga di sebut dengan dasvin Padshah ka Granth dan merupakan
kumpulan tulisan guru Govind Singh sendiri. Isinya dapat di bagi menjadi
empatbagian, yaitu bagian mitologi: bagian yang bercorak filosofis, bagianyang
berisi otobiografi; dan bagian yang ada sangkutpautnya dengan masalah hawa
nafsu atau erotik. Bagian terbesar adalah mitologi, yaitui dongeng-dongeng yang
di ceritakan oleh guru Govind Singh mengenai dewa-dewa dan dewi-dewi angam
hindu unsur-unsur yang membuat masalah-masalah yang bersifat filosofis adalah
bagian yang terdiri ari karya-karya terkenal seperti jap shahib (tidak sama
dengan jappi guru Nanak), akal ustat, Gyan Probodh dan Sabad Hazare. Bagaian
yang berkenaan dengan riwayat hidup atau biografi termasuk kedalam Bichitra
Natak dan Zafar Nama. Bagian yang berkenaan sengan uraian yang ada hubungan
dengan hawa nafsu atau erotik yang bisa di bandingkan dengan Pakhyan Charits
dan hikayat-hikayat,termasuk di antaranya adalah cerita-cerita yang di
ceritakan oleh Guru Govind Singh mengenai godaan-godaan kaum wanita serta penuh
cerita-ceriya yang sangat cabul.
Sebagai tambahan dan pelengkap Adi Grath, terdapat Janam Sakhis
atau riwayat hidup guru Nanak secara tradisional kitab ini berisi
dongeng-dongeng dan penuh dengan cerita mukjizat dan keajaiban-keajaiban di
jaman sakhis yang terkenal adalah jaman Skahia Bhai Bala, Vilayat Vali Janam
Sakhi, yang katanya sudah di tulis semenjak tahun 1558 oleh seorang yang
bernama Sewa Das, dan Hafizabat Vali Janam Sakhi[11]
SEKTE-SEKTE AGAM SIKH
Ada dua sekte
besar yang sanagt menonjol di aklangan
kaum Sikh, yaitu pathis Nanak dan Khalsa Sikh. Panthis Nanak meupakan aliran
besar yang ingin mempertahankan ajaran-ajaran guru Nanak, sedang khalsa
merupakan kelompok yang mengutamakan kepatuhan dan ketundukan kepada guru yang
ke sepuluh, yaitu Govind Singh. Pandangan kelompok ini lebih dinamis dan lebih
terbuka dengan kemungkinan adanya perubahan dan pembaharuan. Selain kedua sekte
di atas kaum Sikhterpecah pula ke dalam lima sekte lain, yaitu Orsi, Hendali,
Namdari, dan Akali dua aliran yang tersebutakhir perlu di jelaskan lebih lanjut
A.
Sekte Namdari
Sekte ini di dirikan oleh Bhai Ram Singh, seorang perwira pasukan
Raja Ranjit Singh. Bhai Ram adalah seorang yang taat beragama dabn murid dari
seorang pengikut sekte orsi, yaitu baba balak ram. Bhai Ram ingin mengadakan pembaharuan
terhadap agama Sikh. Dia mengajarka bahwa gurunya Baba Balak Ram, adlah guru
Sikh yang kesebelas. Ajaran ini di terima oleh sebagian kaum Sikh, dan mereka
mengangap bahwa Bhai Ram adalah guru yang ke duabelas aliran ini terkenal karena keshalehanya dan
pakaian yang di pakai.
Anggota-anggota sekte ini tidak mau memakan makanan yang tidak
dimasak oleh angota kelompok mereka, dan tidak mau pula memakan makanan yang
najis, minum minuman yang haram, atau khaddhar. Sikap mereka terhadap penguasa
juga keras. Mereka selalu memboikot kantor-kantor pos dan pengadilan inggris.
Sewaktu ketika mereka pernahmemcoba mengusir kekuatan inggris dari sekitar
mereka dan berusaha membangun kekuatan sendiri. Akan tetapi mereka gagal. Dalam
penyerangan yang mereka lakukan terhadap pos-pos pemerintah di daerah punjab,
sekitar lima puluh orang di antara mereka terbunuh. Kegagalan pemberontakan ini
menubabkan seluruh pimpinan mereka yang berada di daerah punjab di tahan oleh
pasukan militer inggris dari divisi Ambala. Kemudian mereka di buang ke Rangoon
dan tidak di perbolehkan balik ke india lagi
Setelah gagal didalam usaha politik ini, golongan Namdari mulai
memusatkan fikiran kembali ke masalah agama. Yang terutama di lakukan adalah
mengangkat guru baru penganti Baba Ram Singh. Guru ini masih keponakan Baba Ram
Singh. Sekarang jumlah mereka ddi perkirakan ada sekitar 900.000 jiwa.
B.
Sekte Akali
Aliran atau sekte akaliadalah suatu aliran yang paling akhir lahir
di kalangan kaum Sikh karena aliran ini baru muncul setelah perang dunia ke dua
berbeda dari sekte Namdari, sekte ini sangat kuat ke arah politik, tokkoh
utamanya, Banda Biragi sangat besar pengaruhnya dalam menentukan arah politik
kelompok ini. Apa yang di lakukan oleh banda bairagi dan pengikutnya dapat di
gambarkan oleh keterangan berikut ; “perhatian banda tidak pernah lengah dari
mengamati pasukan inggris di india. Sering sekali ia melakukan perang grilia
dan dengan menyamar di dalam kerumunan orang banyak. Mereka selalu menimbulkan
kerusuhan-kerusuhan yang merepotkan penguasa benda tidak menetap di suatu
tempat tertentu ia tidak pernah menetapkan bekas setelah melakukan pembunuhan,
penyerangan serta penghancuran sesuatu sasaran mereka juga sering menghancurkan
masjid-masjid dan mengobrak abrik makam kaum muslimin”
Hari-Hari Besar
Ada tiga jenis
perayaan yang di peringati oleh agama Sikh, umumnya perayaan ini diadopsi dari
perayaan Hindu, antara lain:
Perayaan tahun
baru atau Baisakhi
Perayaan cahaya
atau Divali, dan
Perayaan Hola
Mohalla
KARYA TENTANG
AGAMA SIKH
Ø Karya yang
pertama dan selama beberapa tahun di anggap sebagai karya yang difinitif
tentang Sikh adalah karya Joseph Davery Conningham yang berjudul A History of
The Origin of The Nation of The Bettles of The Sutlej, yang di terbitkan di london
oleh Jihn Murray pada tahun 1949[12].
Ø Karya Profesor
Sher Sing yakni Philosophy of Sikhism (lahore Sik. Univ. Press, 1944 : danedisi
lainya yang terbitkan oleh Delhi, sterling Publishers, 1966) merupakan satu
karya yang sangat baik yang di ambil dari tesisnya untuk memperoleh gelar Dr.
Di Universitas London[13]
Ø Karya Dr.
Dharam Pal Asta Yang berjudul Poetry of The Dasam Granth yang di cetak dalam
bahasa Inggris hinga penerbitan pada tahun 1959 di anggap tidak tepat karena
karya ini merupakan study terhadap tulisan-tulisan guru Gobind Singh[14]
[1] Ibid. Hal.
17-18
[2] Ibid. Hal.
18-19
[3] Keajaiban
disini adalah ketika Guru Nanak dipaksa untuk mengangkat beban berat, barang
yang diangkatnya terangkat hingga sejengkal di atas kepalanya, padahal barang
itu tidak dipegang dan kuda yang diawasi oleh Mardana Bhai mengikutinya tanpa
suatu pengendalian. Sehingga, hal itu sangat mencengangkan Mir Khan, pengawas
penjara tersebut.
[4] Ibid.
Hal. 23-24
[5] Mukti
Ali, Agama-Agama Dunia, Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988. Hal.
191-192
[6]Mukti ali. Agama-agama di dunia
hal.201-203
[7]Mukti ali. Agama-agama di dunia hal.204-205
[8]Mukti ali. Agama-agama di dunia hal.205-206
[9]Mukti ali. Agama-agama di dunia hal.206-207
[11]mukti
ali. Agama-agama di dunia h. 209
[13]Drs.Adeg Mucthar Ghazali. Ilmu Perbandingan Agama. Hlm
114
[14]Drs.Adeg Mucthar Ghazali. Ilmu Perbandingan Agama. Hlm
116
Tidak ada komentar:
Posting Komentar